email : [email protected]

25.4 C
Jambi City
Jumat, April 26, 2024
- Advertisement -

Pengelolaan Hama Keong Secara Mekanis Lebih Disukai Oleh Penyuluh dan Petani Aceh Utara

Populer

Aceh Besar, Oerban.com – Pengelolaan Hama secara mekanis merupakan program yang akan mengarahkan petani beralih kegiatan pertaniannya dari konvensional ke pertanian berkelanjutan. Program ini memang tidak langsung meninggalkan konsep Pertanian yang selama ini dilakukan, tapi secara perlahan penggunaan cara – cara kimiawi akan dikurangi dan digantikan dengan aplikasi organik dan hayati.

Seperti yang terlihat dalam kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mawar, Desa Krueng Mak, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Ikhawani yang merupakan ketua kelompok bekerjasama dengan BPP Kecamatan Simpang Tiga dan penyuluh wilayah binaannya menerapkan pengelolaan hama keong mas secara mekanis terhadap komoditas padi dilahan seluas 31 hektare dengan empat varietas, yakni Ciherang, IR 64, Situ Bagendit, Inpari 42.

Koordinator BPP Simpang Tiga menyampaikan rasa terima kasih kepada POPT yang telah memberi wawasan terkait kegiatan ini. Semua kegiatan Pest Management ini selalu dibimbing oleh POPT kami. Petani kita memang tidak terlepas dari aplikasi pestisida, tapi kita juga berkewajiban memperkenalkan dan memfamiliarkan konsep pertanian ramah lingkungan yaitu pengelolaan hama keong mas secara mekanis, ujar beliau.

Sementara itu POPT Kecamatan Simpang Tiga, Vivi Yana Zamzami mengatakan pengendalian organisme pengganggu tanaman harus disesuaikan dengan pengamatan di lapangan. Pada lahan ini memang tidak terlalu banyak keong mas, sehingga masih bisa kita kendalikan dengan cara fisik dan mekanis. Cara mekanis yang kita lakukan seperti yang telah pak koordinator contohkan, yaitu menggunakan botol minuman bekas yang telah diikat diujung kayu. Tapi kalau populasi keong mas lebih banyak, maka cara ini tidak efektif kita lakukan. Metode apa yang kita laksanakan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman itu tergantung pengamatan di lapangan. Jadi kehadiran Penyuluh Pertanian setiap hari dilahan petani itu sangat membantu dalam pengamatan. Karena POPT itu bertanggung jawab untuk satu kecamatan, kata Vivi.

Baca juga  Tetap Produktif, Karyawan Bapeltan Jambi Lakukan Pruning Kelapa Sawit

Pengelolaan Hama Keong Mas secara Mekanis sangat kita anjurkan kepada petani jika populasi keong mas masih diambang keseimbangan. Pengelolaan OPT secara mekanis merupakan konsep pertanian yang berkelanjutan. Artinya petani tidak mesti mengandalkan pestisida dalam setiap tindakan pengendalian. Kesadaran akan bahayanya kerusakan lingkungan akibat penggunaan pestisida secara terus-menerus harus kita tingkatkan kepada petani.

Bukan berarti petani kita tidak faham, tapi kegiatan ini sifatnya saling mengingatkan. Pengalaman petani kita sangat hebat terkait persahabatan manusia dengan alam dan seisinya. Namun karena banyak produk pestisida yang beredar dan sifat reaksinya sangat instan sehingga petani mudah tergoda untuk mengaplikasikan bahan-bahan kimia tersebut. Dalam kegiatan demonstrasi cara inilah kita memberikan wawasan dan saling mengingatkan akan pentingnya menjaga kelestarian alam, salah satu contoh adalah cara mekanis dalam pengendalian hama keong mas.

Selain itu, ada juga teknologi pertanian terkait penggunaan benih yang sudah lebih baik. Petani sudah akrab menggunakan varietas unggul dan bersertifikat. Meskipun masih ada petani yang menggunakan benih turunan dikarenakan petani tidak sanggup membelinya. Harga rata-rata benih bersertifikat yang beredar berkisar harga mencapai Rp. 110.000 per kemasan 5 kg. Inovasi tanam padi di sawah masih sangat tergantung program dari Pemerintah. Petani sangat antusias dengan transfer teknologi pertanian bila ada demplot, demarea dan sekolah lapang serta program dari pihak kemitraan (CSR). Panen padi sekarang sudah sangat efisien dan efektif dengan adanya mesin potong padi. Dari segi biaya dan waktu sudah sangat memihak kepada petani. Terlebih kearifan lokal setempat setelah padi melepaskan ternak besar dan kecil.

Dengan memanfaatkan teknologi saat panen, petani dengan mudah bisa memanen dan segera melepaskan ternak-teenaknya./pupuk bersubsidi menjadi andalan petani disini. Perlu waktu yang sangat panjang untuk merubah pola pikir bahwa masih ada solusi atas keterbatasan kekurangan pupuk bersubsidi yaitu dengan menggunakan pupuk organik/pascapanen, petani sangat kewalahan terkait penyimpanan gabah dengan tujuan agar bisa menjual dengan harga yang lebih bagus. Selama ini harga serapan gabah masih bertahan di Rp. 4200-4300. Sehingga petani lebih memilih langsung menjual disaat panen dan hanya menyimpan untuk kebutuhan sendiri.

Baca juga  Wujudkan Pertanian Maju, Modern dan Keren, Kementerian Pertanian Gelar Jambi Berswara Volume 16

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dengan menghimbau tim BPPSDMP untuk mengawal intensif petugas daerah, penyuluh pertanian dan petani untuk memastikan pembangunan pertanian tetap produktif.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru