Bagansiapiapi, Oerban.com – Pengolahan sampah di masyarakat saat ini banyak yang belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masyarakat kita yang terbiasa membuang sampah begitu saja. Saat ini Kementerian pertanian sedang menggalakkan program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik). Tujuannya bukan saja untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia akan tetapi juga menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
SYL menjelaskan, pertanian adalah salah satu sektor yang sangat menguntungkan bagi semua orang. Menurut SYL, salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.
“Kalau tanam tidak kau urus. Tidak ajak bicara dengan pupuk organik maka dia kesuburannya akan turun. Kalau kesuburan turun tentu mikroba yang ada surut. Kalau mikroba turun produksinya tidak akan berhasil”, Ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan saat ini BPPSDMP pada tahun 2023 akan mereplikasikan 1.000 demplot dengan pengimplementasikan organik, pengolahan pupuk organik, pendampingan penyuluh pertanian membuat pupuk organik dan pendekatan malalui genta organic.
“Potensi pendapatan ada pada pengolah limbah sampah dapur menjadi pupuk organik cair (POC) sekaligus pada petani pengguna pupuk,” jelas Dedi.
Merujuk hal tersebut penyuluh pertanian berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir untuk giat melakukan pengolahan sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga melalui pelatihan ecoenzym. Narasumber dalam pelatihan ini merupakan aktifis pertanian dan lingkungan yaitu Alkahfi Sutikno. M.Pd Penyuluh pertanian swadaya dan Tomiri Penyuluh Pertanian. Peserta dihadiri sebanyak 60 orang yang terdiri dari Kader Posyandu dan Perangkat Desa serta masyarakat.
Alkahfi menerangkan, pembuatan ecoenzym sangat mudah dan sederhana, yaitu menggunakan formulasi bahan 1:3:10. Uraiannya berupa 1 bagian Gula Merah, 3 Bagian Sampah organik dari sayur dan buah, dan 10 bagian air bersih. Sedangkan untuk bahan sampah organik lebih baik beragam seperti campuran, kulit mangga, nanas, kuweni, jeruk, dan kulit bawang, atau bahan sisa sampah rumah tangga lain yang belum terolah. Waktu panen ecoenzym butuh waktu 3 bulan.
Tomiri menjelasakan bahwa pemanfaatan ecoenzym di bidang pertanian sangat banyak, diantaranya:
- Sebagai dekompeloser untuk pembuatan pupuk organik cair maupun padat, sebagai pengganti EM4 atau sejenisnya.
- Sebagai pupuk organik tanaman dan penyubur tanah.
- Sebagai pestisida nabati, seperti mengusir hama kutu kutuan, mengusir tikus dan serangga.
- Sebagai perangsang tumbuh, bahannya fermentasi bawang merah, touge, dan bawang putih.
Penulis: Wahyudi Narullova