Bagansiapi – Api, Oerban.com – Komoditas hortikultura di Kabupaten Rokan Hilir semakin banyak diminati oleh petani. Analisa usaha tanaman hortikultura sangat menguntungkan dibandingkan sektor perkebunan kelapa sawit.
Upaya perluasan areal kembalikan fungsi lahan kebun ke tanaman hortikultura terus digiatkan melalui penyuluhan pertanian serta pendampingan yang serius dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Rokan Hilir.
Pembinaan dan pendampingan ini menjadi motivasi bagi para petani untuk lebih berinovatif dalam pengembangan usaha industri pertanian dari hulu hingga ke hilir seperti budidaya tanaman pare, terong, melon serta hortikultura lainnya yang berdaya saing di pasar global.
Seperti yang disampaikan oleh salah satu penyuluh pertanian Rokan Hilir, Sudirman. Kami selaku penyuluh pertanian setempat sangat mendukung usaha petani di lapangan untuk berbudidaya tanaman hortikultura. Jika ada permasalahan atau kendala yang dihadapi petani di lapangan, kami siap membantu,” ungkap Sudirman.
Salah satu petani yang berani beralih fungsi lahan dari perkebunan ke hortikultura adalah Karmidi. Beliau sudah melakukan budidaya tanaman hortikultura selama 4 tahun dan saat ini sedang membudidayakan tanaman pare dan terong di lahan seluas seperempat hektar. Karmidi menceritakan bagaimana awal beliau beralih dari kebun kelapa sawit ke tanaman hortikultura.
“Bermula dari kebutuhan, dimana dulunya harga sawit anjlok sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari – hari makanya saya berinisiatif alih fungsi lahan ke tanaman hortikultura. Saya bandingkan harga sawit dengan kangkung yang berumur 20 hari di lahan seluas seperempat hektar, hasilnya sangat menguntungkan dan lebih besar dengan budidaya kangkung. Hal itulah yang memotivasi saya untuk kembali membudidayakan tanaman hortikultura. Sekarang saya menanam pare sebanyak seribu batang dimana sekali panen mencapai 150 kilogram dan bisa bisa dipanen sampai 15 kali, ujar petani yang juga menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah ini.
Langkah Pemerintah Daerah Rokan Hilir ini guna untuk mengembalikan fungsi lahan sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Disamping itu terjadinya kembali fungsi lahan pangan dan hortikultura dipengaruhi faktor ekonomi global kebutuhan pangan semakin meningkat, sempitnya lahan serta tingginya pendapatan petani sawah dan hortikultura dibanding perkebunan.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi bahwa Indonesia dituntut untuk berdiri dengan hasil produksi sendiri. Oleh karena itu tidak dibenarkan untuk mengalih fungsikan lahan.Kita harus memperkuat ketahanan pangan nasional dan cara yang bisa ditempuh adalah memperkuat diversifikasi pangan dan jangan biarkan sedikitpun ada pengalihan fungsi lahan. Manfaatkan dengan menanam komoditas pangan dan hortikultura, tutur Dedi.
Penulis: Wahyudi Narullova