email : [email protected]

32.7 C
Jambi City
Jumat, April 26, 2024
- Advertisement -

Presiden Bicara Soal Potensi Wakaf, Fahri Hamzah Sebut Ada Potensi yang Lebih Dahsyat Lagi

Populer

Jakarta, Oerban.com – Di tengah jatuhnya ekonomi negara karena terdampak pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia yang dalam hal ini Presiden Jokowi meresmikan langsung Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dan Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (25/1).

Peresmian GNWU tersebut diharapkan dapat membantu pulihnya ekonomi negara, dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan jika potensi wakaf di Indonesia sangatlah besar.

Berdasarkan data yang diterima oleh Presiden, potensi aset wakaf Indonesia mencapai Rp2.000 triliun per tahunnya, di mana potensi tersebut dapat mencapai Rp188 triliun dalam bentuk uang.

Peluncuran GNWU ini juga menandai transformasi pelaksanaan wakaf yang lebih luas dan modern, perluasan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf.

“Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sudah saatnya kita memberikan contoh praktik pengelolaan wakaf yang transparan, profesional, kredibel, dan memiliki dampak yang produktif bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam.” Kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada Senin (25/1).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, mengatakan jika potensi agama tidak hanya wakaf saja, namun masih ada potensi lebih dahsyat lagi yang masih tersimpan.

Potensi tersebut kata Fahri, justru dibiarkan tidur dengan tuduhan bahwa agama berbahaya. Namun Fahri tak mau menafikan jika potensi dalam agama akan diperlukan oleh negara di hari-hari mendatang, sebab itulah inti dari Pancasila.

“Jika negara memahami bahwa Agama itu ibu kandungnya, maka segala bebannya akan tertanggung dan menjadi ringan, karena itulah sifat ibu, hadir di masa-masa dibutuhkan.” Kata Fahri di akun Instagramnya pada Jum’at (29/1).

“Agama bukan saja wakaf, zakat, infaq, dan sadaqah. Agama adalah inspirasi dalam krisis, wabah, dan bencana.” Tambahnya.

Fahri sangat menyangkan konflik yang terus terjadi antara agama dan negara, padahal menurutnya, agama dapat menjadi manajemen penting dalam keadaan krisis.

“Seandainya konflik narasi antara agama dan negara tidak terjadi, maka elemen-elemen agama justru akan menjadi bagian penting manajemen krisis kita. Sejak awal Pancasila menghendaki integrasi narasi bukan perpecahan.” Ujarnya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru