email : [email protected]

24.9 C
Jambi City
Jumat, Mei 3, 2024
- Advertisement -

SAROLANGUN GENJOT PRODUKSI TANAMAN PANGAN DENGAN TUMPANG SARI

Populer

Sarolangun, Oerban.com – Peningkatan produksi tanaman padi dan jagung sekaligus saat ini bukan hanya menjadi angan-angan semata. Tumpang sari tanaman pangan menjadi salah satu terobosan yang dapat dilakukan untuk menggenjot produksi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI, Dedi Nursyamsi berpesan kepada petani bahwa pengembangan pola tanam dengan cara tumpang sari sangat baik dilakukan untuk meningkatkan produksi komoditas pangan.

“Kita harus optimis dapat memenuhi kebutuhan pangan sebanyak 270 juta jiwa rakyat Indonesia. Pola tanam tumpang sari akan sangat tepat dilakukan. Terutama untuk menggenjot produksi komoditas pangan. Tumpang sari tanaman padi dan jagung sangat tepat,” ungkap Dedi.

Pola tumpangsari juga bisa menjadi salah satu mitigasi resiko terjadi kegagalan panen. Misalnya, jika tanaman padi terserang hama, maka petani masih ada penyangganya yakni dari tanaman jagung atau kedelai.

Salah satu daerah yang telah menerapkan pola tumpang sari yakni, Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Desa Dusun Dalam yang menjadi wilayah kerja dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bathin VIII menjadi wilayah yang menerapkan pola tumpang sari. Kelompok Tani (Poktan) Usaha Tani Mandiri yang terletak di desa ini mengolah lahan pertaniannya secara tumpang sari seluas 50 hektar.

Saat melaksanakan kunjungan kerja ke Kecamatan Bathin VIII, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Sarolangun, Sakwan menyambut antusias kesediaan petani untuk melakukan penanaman secara tumpang sari. Sakwan melakukan kunjungan bersama Kepala UPTD, Wasnadi, juga bersama penyuluh pertanian, Elida Romauli.

“Pola tanam secara tumpang sari sangat tepat untuk dilakukan. Hal ini tentunya akan dapat meningkatkan produksi tanaman pangan di Sarolangun. Bila hasil pertanian kita melimpah, tentu kita juga akan dapat memenuhi kebutuhan pangan saudara-saudara kita di luar Sarolangu,” ucap Sakwan.

Baca juga  The 2'nd MIA Expo Resmi Dibuka Hari ini

Bila komposisi tanaman dan jarak tanam ditata dengan tepat maka hasil dari kombinasi tanaman per satuan luas lebih tinggi dari sistem monokultur. Hal ini dapat menjadi solusi dan terobosan dalam pencapaian swasembada pangan.

Penulis : Hidayat

Editor: Renilda PY

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru