email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Jumat, Maret 29, 2024
- Advertisement -

SATU DETIK, TELAH MENJADI MASA LALU

Populer

Oleh : MUTIA ARAHMAH

engkau dibutuhkan untuk masa depan, engkau diharapkan oleh dunia, bungkuslah masa lalumu. Agar ia tidak mengusik lagi kehidupanmu”.

Ketika langit terhampas luas, angin yang selalu berada disekitarku menusuk pilu batinku, daun yang berkobar-kabir menjelaskan bahwa masa lalumu telah usai, burung bernyanyi disetiap paginya memberikan kebahagiaan dipagi hari, bahwa masa depanmu akan menemuimu di suatu waktu. Ketika hujan mengguyur, setets air mengingatkan ku bagai luka lama. Dengarkan suara hatiku saat mencabut kertas “masa lalu”.

Biarkan daun kering berguguran, tak sempat lagi mengendalikan daun itu akan kembali. Biarkan balon itu terbang kemana-mana, tak sanggup lagi kau mengejar dengan pelarian datar. Biarkan air itu mengalir seperti biasa, jangan diganggu! Banjir akan menghadangmu. Begitu pula dengan masa lalu. Sudahilah kertas lama yang telah dimakan rayap, jangan ganggu kertas itu yang telah kusam. Lakukan untuk sekarang, jangan lakukan yang telah terjadi. Karena itu telah membisu dan mendiami masa baru mu.

Teruntuk surat yang tak pernah dibaca, tak akan lari ceritanya di penghujung dunia, tersipu nyesal mengingat masa gelap tiada lampunya. Terendam cerita ditelan lautan asin. Kebakar cerita hanya tinggal abunya, hilangnya arah tinggalah bayangannya. Seperti itulah masa lalu yang tidak pernah diundang tapi akhirnya datang juga, tersesak hati dengan simboliknya. Meriang diri tak tertahankan alur ceritanya baik maju, mundur maupun campuran. Tapi, itu hanya tinggal kenangan!

Jangan tangkis kesedihanmu dengan kemarahanmu itu akan bertolak belakang dalam penyesuaian ceritamu. Tak sanggup untuk berjalan, khayalan ini selalu mengikuti perjalananku. “Jarak kita berbeda! Kau sudah tiada! Kau tak akan kembali lagi!” gumamku sesakan dada. Kau noda hitam, yang telah mengotori setiap aspal setapakku, kau pembawa rugi terhadap kehidupanku. Tapi, kau… bagaikan angin yang berlalu lalang.

Kau! Pelajaran bagiku, kau persoalan dalam ujian kehidupanku. Dan kau hanyalah sebatas angan-angan yang terbang diluar angkasa yang menusuk di akhirat. Lantas aku harus mempertanggung jawabkanmu, atas semua yang kulakukan. Binaran kunang-kunang selalu berkelip-kelip didepanku. Menandakan aku harus meninggalkanmu.

Menunggu waktu dengan rintihan hujan yang tak kunjung datang menyerbu, meremuk bagaikan benda yang tidak ada wujudnya, berteriak menyalahkan langit yang tidak bersalah dan membuka pikiran menemukan jalan kedepannya. Jangan meniduri masa lalumu, tapi simpanlah masa lalumu disebuah kotak dibawah tanah yang sangat dalam, tiada orang yang membukanya kecuali pasangan kelakmu.

Berubahlah, berhijrahlah, berpindahlah. Dimana posisi yang telah larut diterkam langit yang tidak bercahaya, panggilah matahari agar menyinari hidupmu. Serulah hujan yang memudarkan tinta cerita masa lalumu. Masa lalu itu hanya ungkapan atau kejadian secara langsung yang tak bisa diulangi. Jangan kembalikan cerita yang lama, memulailah untuk menikmati cerita yang baru. Bisakah air mata untuk membersihkannya? Kebaikannya yang ditunggu-tunggu oleh Alam semesta. Jangan lupa menebarkan kebaikan dimana saja, jangan berhenti untuk selalu berprasangka baik. Jangan lupa melupakan masa lalu yang tiada terangnya, jangan lupa memikirkan tujuan kita hidup hari ini untuk apa. Berhenti membahas masa lalu, mari berimpian untuk masa kedepannya. Menghitung hari yang kian tiada terasa, manfaatkanlah waktu satu bulan yang DIAMPUNINYA DOSA-DOSA MASA LALU

Barang siapa yang berpuasa dibulan Ramadhan karena iman dan perhitungan maka dosanya dimasa lalu pasti di ampuni
{HR. BUKHARI dan Muslim}

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru