email : [email protected]

29.1 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Serba-Serbi Active Listening (Bagian 4-1): Trik-trik Mendengarkan dengan Penuh Perhatian dan Fokus

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Sahabat, pada artikel sebelumnya yang dapat Sahabat baca di sini (Serba-Serbi Active Listening (Bagian 1): Hearing dan Listening, Apa Bedanya?) dan (Serba-Serbi Active Listening (Bagian 2): Seni Active Listening yang Sesungguhnya), Sahabat telah mengetahui apa perbedaan hearing dan listening serta apa yang dimaksud dengan active listening secara harfiah. Lalu pada artikel Serba-Serbi Active Listening (Bagian 3): Kiat-Kiat Mempersiapkan Diri Sebelum Mendengarkan Orang Lain), kita telah membahas persiapan diri sebelum mendengarkan orang lain sebagai tahap pertama dalam melakukan active listening.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tahap kedua dalam active listening, yaitu mendengarkan penuh perhatian, fokus, dan konsentrasi yang penuh.

Yuk kita bahas!

Yang namanya mendengar secara aktif, kita harus mendengarkan dengan penuh perhatian serta melibatkan fokus dan konsentrasi yang penuh. Hal ini dilakukan agar orang yang bercerita dapat merasa didengar dan dihargai, serta kita pun dapat mengetahui pesan apa yang disampaikan oleh orang yang bercerita, sehingga kita dapat memahami apa yang ia butuhkan dan memberikan bantuan yang diperlukan semampu kita.

DO (YANG HARUS SAHABAT LAKUKAN UNTUK MENDENGARKAN DENGAN PENUH PERHATIAN)

Melakukan proses active listening di tempat yang kondusif dan privat, tanpa distraksi suara dan distraksi visual, serta hanya ada pendengar dan penyintas. Active listening hendaknya dilakukan di tempat yang kondusif, tanpa gangguan dan distraksi apapun, serta privat, agar pembicaraan tidak didengar orang lain, atau agar kita sebagai pendengar dengan orang yang bercerita dapat fokus berkomunikasi dua arah. Jika terdapat distraksi suara atau visual, bukan tidak mungkin kita akan fokus pada hal lain. Misalnya memerhatikan orang-orang yang lewat, terdapat suara kendaraan yang membuyarkan fokus, atau lagu-lagu yang diputar dengan keras tidak membuat kita dapat mendengar dengan jelas.

Baca juga  Serba-Serbi Active Listening (Bagian 1): Hearing dan Listening, Apa Bedanya?

Melibatkan bahasa tubuh yang menggambarkan antusiasme dan empati untuk mendengarkan. Bahasa tubuh yang menggambarkan antusiasme dan empati ini dapat disebut dengan istilah positive body language. Positive body language dapat didefinisikan sebagai gaya tubuh yang ditunjukkan dalam berkomunikasi, yang bertujuan membuat orang lain nyaman, disukai, dan mendepat kesan yang bermakna di hadapan lawan bicara. Mengenai positive body language, Sahabat dapat membacanya pada artikel ini (Communication Hacks: Positive Body Language Saat Mengobrol yang Bikin Komunikasi Lebih Berarti).

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru