Jakarta, Oerban.com – Penurunan baliho Habib Rizieq yang dilakukan oleh anggota TNI menimbulkan polemik baru di tengah-tengah masyarakat, terlebih lagi setelah diketahui bahwa hal itu dilakukan atas dasar perintah langsung dari Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman.
Memang sejak kepulangannya pada 10 November lalu, Indonesia seakan berada di dalam ambang perpecahan yang begitu nyata. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, “siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa akan berhadapan dengan TNI.” Tegasnya, seperti dikutip dalam video konferensi pers TNI pada (15/11/2020).
Masih belum pasti siapa orang yang dimaksud oleh panglima TNI pada konferensi persnya, namun penurunan baliho Habib Rizieq baru-baru ini membuat orang mulai berkesimpulan, apa lagi sempat ada keinginan dari Pangdam Jaya untuk membubarkan FPI.
Meski dibenci segelintir kelompok kecil, namun FPI punya banyak simpatisan di mana-mana. Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar menjelaskan, kegiatan Nahi Munkar ‘Melarang Kejahatan’ telah membuat FPI dibenci oleh mereka yang melakukan kejahatan itu sendiri.
“Dari berbagai organisasi yang giat melakukan Nahi Munkar itu, yang paling menonjol hanya Front Pembela Islam (FPI), dan karena itu dia dibenci oleh mereka yang melakukan berbagai kejahatan, kemunkaran, dan ketidak benaran.” Kata Musni dalam video yang diunggah di channel youtubenya, Musni Umar. Pada Minggu (22/11/2020).
Dalam realitasnya, Musni mengakui bahwa yang menyukai FPI lebih banyak, bahkan sampai berjuta-juta orang, namun sebagian besar hanyalah rakyat kecil yang tak bisa berbuat banyak. “Mereka itu adalah silent majority, mereka banyak tetapi diam.” Kata Musni.
Musni juga meminta agar semua pihak mencegah terjadinya perpecahan. “Di dalam keadaan Indonesia seperti sekarang ini diperlukan persatuan, karena kita sedang mengalami krisis.” Tegas Musni
Penulis: Zuandanu P
Editor: Renilda PY