Kota Jambi, Oerban.com – Sahabat ketika menghadapi stres, kita tentu berusaha untuk mengatasi stres tersebut. Nah, biasanya, bagaimana cara Sahabat mengatasi stres? Apakah dengan tidur? Curhat dengan teman? Berjalan-jalan? Makan? Menonton drakor? Hmm ada salah satu cara pelampiasan stres yang sangat positif loh, Sahabat. Pelampiasan stres ini dalam psikologi disebut dengan sublimasi. Lalu, apakah sublimasi itu?
Dalam teori psikologi, ada yang diistilahkan sebagai defense mechanism. Defense mechanism ini didefinisikan sebagai strategi respon pertahanan yang secara tidak sadar dilakukan seseorang saat mereka menghadapi stres, kecemasan, atau perasaan dan pikiran negatif yang tidak bisa diterima oleh diri yang bertujuan untuk mengurangi atau mengatasi hal-hal tersebut sebagai bentuk perlindungan diri. Terdapat berbagai macam bentuk defense mechanism, salah satunya yang akan kita bahas kali ini adalah sublimasi.
Sublimasi merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri yang melibatkan pelampiasan stres pada aktivitas yang lebih aman, positif, dan dapat diterima oleh lingkungan karena dianggap mematuhi nilai moral dan norma, seperti berolahraga dan membuat suatu karya.
Sahabat, dalam ilmu psikologi, karya seseorang, baik itu karya sastra seperti cerita fiksi atau puisi; karya seni rupa, seperti lukisan atau gambar; dan karya seni musik, seperti lagu dan musik instrumen yang digubah, secara tidak langsung dapat menunjukkan keadaan psikologis yang dialami penciptanya. Seseorang, dalam menciptakan sebuah karya, tentu melibatkan proses mental yang mendalam. Proses mental ini meliputi proses kognisi atau proses yang berkaitan dengan berpikir, proses afeksi atau proses yang berkaitan dengan emosi dan perasaan, serta proses konasi atau proses yang berkaitan dengan motif, dorongan, dan hasrat yang terjadi pada diri seseorang.
Beragam emosi yang dirasakan oleh seseorang, termasuk ketika seseorang merasa stres, adalah bagian dari proses mental. Emosi-emosi ini pada dasarnya terbenam di alam tidak sadar dan akan akan memengaruhi setiap perilaku yang ditunjukkan manusia dalam kesehariannya.
Contohnya, seseorang belakangan selalu menginginkan makanan atau minuman manis. Ternyata, ia sedang stres tanpa ia sadari, karena ketika stres, seseorang kerap kali menginginkan makanan atau minuman manis.
Ketika seseorang takut pada kucing, namun ia tidak tahu apa yang membuatnya merasa takut. Seseorang tersebut ingat bahwa dulu ia pernah dicakar oleh kucing sampai terluka parah, namun ia bisa jadi tidak sadar kejadian tersebutlah yang membuatnya takut pada kucing.
Pola yang sama juga terjadi saat seseorang menciptakan sebuah karya. Karya dinilai sebagai gambaran atas proses mental yang terjadi pada diri seseorang. Sebuah karya juga merupakan ungkapan perasaan dan pikiran seseorang. Sehingga dengan demikian, menurut ahli, sebuah karya selalu lekat dengan pribadi penciptanya.
Oleh karena itulah, berkarya sebagai salah satu bentuk sublimasi, dinilai sebagai cara meluapkan stres yang positif. Karena selain seseorang dapat meluapkan stresnya, seseorang juga dapat merefleksikan dan mengeksplorasi diri sehingga dapat lebih memahami dirinya sendiri, serta meningkatkan produktivitas, loh.
Jadi, apa kamu tertarik meluapkan stres dengan berkarya?
Editor : Renilda Pratiwi Yolandini