Oerban.com – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan realitas virtual (VR) dapat meredakan rasa sakit dan kesusahan pada pasien kanker serta mengurangi dampak psikologis penyakit kronis.
Para peneliti dari Queen’s University Belfast, Irlandia, telah melakukan tinjauan terhadap 31 penelitian antara tahun 1993 dan 2023 untuk menguji efektivitas VR dalam membantu pasien dengan berbagai penyakit jangka panjang.
Temuan ini mengindikasikan bahwa manfaat VR tidak hanya terbatas pada pasien kanker, tetapi juga dapat diperluas kepada individu yang menghadapi kondisi kronis lainnya.
Individu dapat terlibat dalam pengalaman realitas virtual yang membuat mereka merasa “terhubung ke dunia digital di luar tubuh fisik mereka” dengan menggunakan berbagai alat, termasuk perangkat berbasis kepala yang menciptakan lingkungan digital 360 derajat. Hal ini meningkatkan rasa “kehadiran” seseorang dalam dunia virtual, seperti yang disebutkan oleh penulis.
Studi tersebut mengevaluasi penggunaan realitas virtual imersif yang berfokus pada lingkungan dan permainan, dengan tujuan untuk menenangkan pengguna sebelum perawatan medis atau melibatkan mereka dalam proses penyembuhan dengan metode seperti jalan-jalan di alam dan meditasi kesadaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara pasien kanker, VR yang imersif dapat memiliki dampak positif pada gejala kecemasan dan rasa sakit yang diantisipasi.
Analisis tersebut juga mengungkapkan bahwa “intervensi VR yang menenangkan dan menarik” “dapat diterima dan layak” di antara penderita kanker, demensia, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan multiple sclerosis.
“Temuan kami menunjukkan bahwa intervensi VR adalah pengobatan yang dapat diterima dan berpotensi memperbaiki konsekuensi fisik dan psikologis dari penyakit fisik,” tulis para penulis dalam jurnal BMJ Supportive and Palliative Care.
“Ada penelitian berkualitas yang menunjukkan bahwa intervensi VR ini efektif dalam mengurangi rasa sakit dan tekanan, khususnya di kalangan penderita kanker.”