Pariaman, Oerban.com – Hama dan penyakit tanaman padi perlu sehgera dikenali agar dapat segera dikendalikan dan tidak berpengaruh pada produktivitas tanaman. Jika tidak segera dilakukan pengendalian, petani bisa mengalami kerugian besar atau kecil sesuai dengan luas serangan hama dan penyakit.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa ditengan pandemi covid – 19, petani dan penyuluh harus tetap bersinergi menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.SYL juga meminta kepada petani gerak cepat dan tidak membiarkan tanaman padinya terserang hama penyakit yang meluas dan berlarut – larut. Ia juga mengajak petani untuk mengikuti asuransi usaha pertanian untuk meminimalisir kerugian yang dialami petani.
Seperti yang juga dituturkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bahwa pertanian cukup rawan terhadap serangan hama penyakit. “Hama bisa merusak tanaman dan membuat petani gagal panen. Oleh karena itu petani dan penyuluh harus mengantisipasinya segera,” tukas Dedi.
Hal inilah yang mendasari Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi bekerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan pelatihan teknis bagi non aparatur Angkatan XI tentang pengendalian hama dan penyakit padi. Kegiatan yang berpusat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) VII Koto Sungai Sariak ini dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 09 – 11 Juni 2021.
Pemilihan tema pengendalian hama penyakit padi didasarkan pada potensi kerugian besar yang dapat dialami oleh petani meliputi penurunan jumlah produksi serta penurunan kualitas produk yang dihasilkan akibat serangan hama yang hingga saat ini masih sulit untuk ditanggulangi.
Hadir dalam kegiatan pelatihan, Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi yang diwakili oleh Widyaiswara, Kabid TPH Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Koordinator BPP VII Koto Sungai Sariak, serta praktisi dan fasilitator daerah. Sedangkan untuk peserta berjumlah 30 orang petani yang berasal dari Kecamatan Sungai Limau, Batang Gasan, V Koto, Patamuan, Ulakan Tapakis, Kayu Tanam, Sintonga dan Lubuk Alung.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Yurisman dalam sambutannya sekaligus membuka acara mengatakan bahwa petani dan penyuluh harus bersinergi dalam memenuhi kebutuhan pangan. “Terima kasih kepada Balai Pelatihan Pertanian Jambi, mudah – mudahan mulai hari ini sampai dua hari kedepan peserta mendapat ilmu yang bermanfaat, berinteraksi, bertukar pikiran fokus pada pengendalian hama dan penyakit padi. Saya berharap tidak ada lagi petani yang tidak tahu bahwa mereka itu punya penyuluh. Sebalik nya, penyuluh juga harus mendekatkan diri ke petani. Petani dan penyuluh harus bersatu padu menciptakan suatu produk sesuai lokalita setempat.
Program/kegiatan pelatihan teknis bagi non aparatur ini bertujuan agar sasaran pembangunan pertanian di Indonesia dapat dicapai yakni tercukupinya kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia dan peningkatan kesejahteraan petani serta pelaku pertanian. Selain itu juga untuk peningkatan produktivitas dan kualitas produk hasil pertanian seperti padi sebagai salah satu bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat.
Penulis : Yakmar