Washington, Oerban.com — Presiden AS Donald Trump memperingatkan pada hari Senin bahwa Iran akan dimintai pertanggungjawaban langsung atas serangan lebih lanjut oleh pemberontak Houthi Yaman seiring meningkatnya ketegangan di Laut Merah.
Di tengah bentrokan yang sedang berlangsung antara militer AS dan kelompok Houthi, Trump menuduh Iran mengatur aksi para pemberontak, dengan mengklaim bahwa Teheran memasok mereka dengan senjata, pendanaan, dan intelijen.

“Jangan sampai ada yang tertipu! Ratusan serangan yang dilakukan oleh Houthi, para mafia jahat dan preman yang berbasis di Yaman, yang dibenci oleh rakyat Yaman, semuanya berasal dari dan diciptakan oleh IRAN. Setiap serangan atau pembalasan lebih lanjut oleh ‘Houthi’ akan ditanggapi dengan kekuatan besar, dan tidak ada jaminan bahwa kekuatan itu akan berhenti di situ,” tulis Trump di platform media sosialnya.
“Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi, mulai saat ini, akan dianggap sebagai tembakan yang berasal dari senjata dan kepemimpinan Iran, dan Iran akan dimintai pertanggungjawaban serta menanggung akibatnya, dan akibatnya akan sangat berat!” tambahnya.
Komentar presiden mencerminkan pernyataan penasihat keamanannya, yang pada hari Minggu mengatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas pendanaan, pelatihan Houthi, dan membantu serangan terhadap kapal perang AS.

Setidaknya 53 orang tewas dan 98 lainnya terluka dalam serangan udara AS-Inggris di Yaman pada hari Sabtu, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi.
Houthi memperingatkan Israel pada 7 Maret untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza yang diblokade dalam waktu empat hari atau menghadapi serangan maritim baru terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Kelompok tersebut telah menyerang kapal-kapal terkait Israel yang melewati Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab el-Mandeb, dan Teluk Aden dengan rudal dan drone sejak akhir 2023, mengganggu perdagangan global sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza.
Houthi menghentikan serangan ketika gencatan senjata di Gaza diumumkan pada Januari antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, tetapi mengancam akan melanjutkannya ketika Israel memblokade semua bantuan ke Gaza pada 2 Maret.
Sumber: Daily Sabah
Editor: Julisa