Jakarta, Oerban.com – Kementerian Pertanian melaksanakan Rapat Pimpinan pada jajaran eselonnya untuk mengevaluasi kinerja pencapaian target LTT hingga April 2025. Acara ini langsung dipimpin oleh Menteri Pertanian, Dr. Andi Amran Sulaiman, dan dihadiri oleh Plt. Sekjen, serta jajaran eselon I, II, III, dan IV.
Pada kesempatan ini, beliau mengucapkan terima kasih karena capaian LTT padi April 2025 lebih tinggi dibandingkan tahun 2024 maupun 2023, sehingga dapat menutupi kekurangan target bulan-bulan sebelumnya. Selain itu, beliau juga menitikberatkan pada titik-titik kritis yang akan dihadapi dalam realisasi tanam pada Juli hingga Oktober 2025 karena memasuki musim kemarau. Oleh karena itu, untuk menghadapinya, perlu digenjot realisasi tanam pada Mei dan Juni 2025 guna mengejar surplus sehingga dapat menutupi target Juli-Oktober.
Untuk menyiasati hal tersebut, Menteri Pertanian menginstruksikan agar pengiriman mesin pompa air dipercepat ke petani guna mengatasi kekurangan air di lahan. Selain itu, beliau juga meminta agar capaian OPLAH bisa mencapai IP 200 pada akhir Mei 2025 karena tujuannya untuk meningkatkan IP tanaman. Plt. Sekjen, Ali Jamil, menyatakan akan berusaha keras mencapai target yang telah ditetapkan.
Program untuk pencapaian swasembada pangan juga mencakup Optimalisasi Lahan (OPLAH) dan Cetak Sawah Tahun 2025. Untuk OPLAH, kegiatan meliputi Survei, Investigasi, dan Desain (SID), konstruksi, serta olah lahan. Sementara itu, program cetak sawah merupakan optimalisasi lahan kosong yang berpotensi menjadi lahan sawah dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung. Untuk itu, Menteri Pertanian mendorong agar target seluruh SID dapat selesai akhir April dan konstruksi dapat dilaksanakan pada Mei 2025.
Capaian peningkatan signifikan produksi beras nasional ini juga diakui oleh negara-negara luar seperti Amerika, Malaysia, Filipina, dan lainnya. Bahkan, beberapa negara menawarkan untuk mengimpor beras dari Indonesia karena produksi dalam negeri mereka menurun akibat dampak perubahan iklim global. Dengan stok beras yang melimpah, Menteri Pertanian berharap Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras dari negara lain dan swasembada pangan nasional dapat tercapai lebih cepat. (*)
Editor: Ainun Afifah