Penutup
Di Amerika, Donald Trumph sebagai penggagas perang dagang antara Amerika dan China menghadapi tekanan Empeachment dari parlemen. Menunjukan besarnya lobi China di dalam Parlemen Amerika.
Dari Gedung PBB, Qatar menarik diri dari persetujuan bersama negara Arab untuk menjalin hubungan dagang dan ekonomi dengan China yang sudah berlangsung lama. Untuk di ketahui Qatar adalah negara terbesar ke-tiga pensuplai minyak bumi untuk China. Qatar mengisyaratkan pemutusan hubungan diplomatik dengan China terkait dengan isu penindasan muslim Uyghur
Arab Saudi dan Pakistan mendukung China dalam upaya yang mereka namakan Deradikalisasi penduduk muslim Uyghur. Sudah jamak di ketahui bahwa Arab Saudi saat ini memiliki platform pembangunan yang lebih sekuler dengan meninggalkan pandangan wahabisme yang menjadi ciri negara ini sejak lama dan ikut dalam gerakan global perang terhadap upaya terorisme. Pakistan juga ikut dalam perang global memerangin terorisme dan radikalisasi.
22 Negara yang terdiri dari banyak negara Eropa dan persemakmuran Inggris menentang keras proses pelanggaran HAM terhadap Muslim Uyghur di Propinsi Xinjiang. Negara-negara ini adalah negara “Non-Blok” yang tidak terpengaruh imbas perang dagang Amerika dan China. Bisa di katakana ini adalah aliansi baru jika terjadi perang dunia ke III
Pemerintahan Turki masih mencari sekutu dari negara-negara di semanjung Malaya untuk sekedar menyatakan mengutuk apa yang di lakukan China, ini bisa di maklumi karena Turki tidak ingin di jadikan kambing hitam atas permasalahan Propinsi Xinjiang mengingat kedekatan sejarah dengan wilayah ini di masa lampau.
Negara Indonesia seperti biasa masih di sibukan dengan isu-isu dalam negeri dan tidak berani bersuara sedikit lantang terhadap permasalahan ini.
Yang bisa di ambil dari berbagai isu politik yang berkembang cepat di berbagai belahan dunia di atas adalah; Terkait isu penindasan muslim Uyghur terlepas ada berbagai pihak yang memanfaatkan isu ini karena posisi mereka adalah lawan dari imperium China atau pihak yang berusaha menutup mata karena meeka adalah kawan dari imperium China, Penindasan Muslim Uyghur adalah sebuah fakta dengan latar belakang ideologis sejarah yang panjang.
Fakta bahwa ada banyak negara yang mengecam padahal negara ini bukan musuh China bahkan ada banyak proyek di negara mereka di kerjakan atas kerjasama pemerintah mereka dengan China adalah bukti yang tidak bisa di bantahkan, sebutlah Selandia Baru dan Australia sebagai contohnya.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai Negara Berdaulat dan memiliki politik luar negeri bebas aktif??, seyogyanya adalah:
1.Turut berperan aktif menyuarakan penindasan muslim Uyghur dalam perspektif pelanggaran HAM di lembaga-lembaga Internasional
2.Berani memutuskan hubungan diplomatik dengan negara yang memiliki sejarah pelanggaran HAM
3.Mengaktifkan kerjasama regional antar negara semenanjung Melayu untuk bisa lepas dari jebakan ke dua Imperium besar sehingga mampu tegak sebagai negara berdaulat yang bebas dari pengampuan negara manapun.
Sebagai Warga Negara dari sebuah Negara Mayoritas Muslim yang di prediksi menjadi pusat kebangkitan Muslim di Dunia, teruslah suarakan kebenaran dan jadikan setiap kita agen-agen yang mampu merubah persepsi dunia dengan kapasitas kita masing-masing.
*Penulis adalah Anggota Keluarga Alumni KAMMI Propinsi Jambi, Founder of Najmah Kusnan Riset Institut (NKRI) Sumatera Selatan.