email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Falsafah Kehidupan dari Pohon Bambu Mojuk

Populer

Oleh : Febriani

Peliknya hidup terkadang membuat kita merasa tertatih dan juga sepi. Semakin dewasa kita di paksa untuk bisa bangkit dan hidup sendiri. Terbiasa untuk diam dan memendamnya tanpa harus memberi tahu setiap orang. Kita tak lagi bisa dimanjakan dengan orang di sekeliling kita termasuk orang tua. Rasanya hidup seperti ikan yang biasanya hidup di aquarium kemudian dihempas ke laut lepas tanpa ada pegangan dan juga sandaran. Kita tertatih namun terus dipaksa untuk terus berjalan.. 

Seperti alam yang memilik tabir di dalamnya, ada sebuah cerita kehidupan yang menarik dari sebuah pohon bambu mojuk yang berada di negeri China. Ketika bibit bambu di sebar pohon majuk tidak melakukan perubahan pertumbuhan selama lima tahun, ia tetap pada ukuran yang sama selama lima tahun tersebut. Namun ketika masa lima tahun itu telah usai pohon tersebut akan mengalami pertumbuhan yang cukup cepat dengan pertumbuhan mencapai puluhan centimeter dalam sehari. Saat ini pohon bamboo mojuk merupakan pohon bamboo tertinggi di dunia. Sebenarnya selama lima tahun ia bukan tidak mengalami pertumbuhan, namun saja selama waktu tersebut ia menggunakan waktu untuk memperkuat akarnya hingga waktunya tiba.

Sebuah hal menarik yang bisa disampaikan oleh pohon tersebut, bahwa terkadang kita butuh menyelam sangat dalam untuk memperkokoh bagian berdasar pondasi di dalam diri kita. Seperti yang di tuliskan dalam sebuah buku “Konsep kehidupan sebenarnya sama seperti pohon mojuk dimana selama selama lima tahun ia tidak mengalami pertumbuhan satu centimeter pun hal tersebut bukan berarti ia melakukan pertumbuhan hanya saja selama kurun waktu tersebut  ia berusaha untuk memperkokoh akarnya yang berada di dalam tanah” Ujar Rando Kim dalam bukunya Amor Fati.

Baca juga  Aku dan Kalbuku

Hidup terkadang membutuhkan caranya sendiri untuk bangkit dan juga bertahan, jika saja pohon majuk berhenti sebelum masa lima tahun maka ia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Tidak salah jika kita gagal, terjatuh dan juga tertatih karena bisa saja dengan cara itu kita dijadikan manusia yang lebih kuat lagi dalam menghadapi dunia yang lebih pelik daripada sebelumnya.

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru