email : [email protected]

25.1 C
Jambi City
Senin, Mei 6, 2024
- Advertisement -

Andi Akmal Minta Kebutuhan Dalam Negeri Diprioritaskan Jika Food Estate Berhasil

Populer

Jakarta, Oerban.com – Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, meminta pemerintah, agar menahan ide hasil food estate untuk ekspor.

Menurut Akmal, Kebutuhan dalam negeri masih sangat banyak untuk dipenuhi, terbukti di kuartal I Tahun 2021, data BPS menunjukkan impor berbagai komoditas pangan cukup besar mulai dari garam, gula, kedelai, jagung hingga bawang putih.

“Kita doakan Food Estate ini berhasil ya. Apapun hasilnya, jangan sampai ada ide untuk ekspor dululah dalam waktu dekat. Kebutuhan dalam negeri masih banyak yang mesti di tambal jangan sampai devisa menguap begitu saja akibat impor. Itupun kalo food estate berhasil ya”, tutur Akmal seperti dikutip dari laman Fraksi PKS, Rabu (2/6).

Politisi PKS ini menjabarkan, di kuartal I tahun 2001, impor garam yang masuk mencapai 379.910 ton. Impor gula 1,93 juta ton, Impor Kedelai 699.730 ton, Jagung sebanyak 379.910 ton, dan bawang putih 53.536,9 ton.

“Semua komoditas ini melaju naik baik dibandingkan tiap bulannya atau dibandingkan kuartal I periode tahun 2020,” terang Akmal.

Dia menjelaskan, karena sifat food estate yang berbeda dengan program lumbung pangan yang pernah ada, target penyediaan pangan pun semakin lengkap termasuk pemenuhan pangan sumber protein, yakni dari peternakan atau perikanan. Food Estate bersifat multi komoditas yakni menggabungkan antara peternakan, pertanian dan tanaman hortikultura kadang di tambah perikanan.

“Dari sisi peternakan, di direktorat jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengarahkan anggaran yang beragam dan cukup besar pada komoditas sapi. Ini wajar karena memang sapi merupakan sumber protein yang vital untuk mengatasi stunting. Namun dengan adanya food estate, dan dukungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) di dirjen PKH sebesar 18 milyar, hingga saat ini impor daging sapi masih terus berlangsung,” tutur Akmal.

Lebih lanjut, Akmal berharap di tahun 2022, dengan pagu indikatif PKH sebesar sekitar 1,85 T rupiah dapat memberi dampak positif pengembangan peternakan sapi baik dari sisi jenis maupun dari sisi luasan wilayah.

Politisi PKS ini beranggapan, selama masih ada kebutuhan dalam negeri yang kurang, ditambah ada niat dari para pengejar rente, importasi komoditas pangan ini akan tetap terus berlanjut. Komitmen pemerintah dalam memenuhi janjinya untuk tidak impor pangan, sehebat apapun orangnya, selihai apapun keterampilannya, kalo sudah dihadapkan dengan kebutuhan dan kekurangan, maka jalan impor pasti di tempuh. Ini sudah terjadi setiap periode kepemimpinan nasional sejak negara ini merdeka.

“Saya bukannya pesimis dengan food estate ini. Tapi alangkah bagusnya bila Food Estate memang memberikan hasil yang positif bagi masyarkat Indonesia yang dapat di rasakan secara langsung di lapangan maupun berdampak pada keuangan negara. Di lapangan masyarakat merasakan komoditas dalam negeri yang berkualitas tapi terjangkau harganya, dari sisi negara, tidak banyak uang dari Indonesia ke luar negeri yang membuat Indonesia hanya sebagai obyek pasar semata”, tutupnya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru