email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Kamis, April 25, 2024
- Advertisement -

Cahaya Artifisial, Penyebab Kegagalan Reproduksimu

Populer

Oerban.com – Apa itu cahaya artifisial? yup, benar. cahaya artifisial adalah cahaya buatan yang berasal dari produk yang dibuat oleh manusia (Meriam-webster, 2020). di dunia modern dan era digital saat ini manusia tidak pernah bisa lepas dari cahaya artifisial ini, seperti lampu penerangan jalan, lampu rumah dan bahkan gadget (Yendi, 2018). Keadaan tersebut tentunya akan berdampak pada pola fisiologis tubuh kita.

Tahukah kamu bahwa dampak yang paling nyata dari keadaan cahaya artifisial ini adalah fisiologi reproduksimu? Loh, kok bisa. Apa yang akan terjadi bila kita terus menerus terdampak oleh cahaya artifisial ini?. Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, kita rujuk kepada riset yang telah diteliti dan dilakukan oleh Yendi, (2018). Dalam risetnya dikatakan bahwa cahaya artifisial ini berdampak kepada reproduksi disebabkan karena didalam tubuh manusia itu terdapat dua buah mata. Mata yang pertama kita kenal sebagai opthal yaitu mata yang mampu melihat secara visual dan realistik dan satu lagi adalah mata yang tepat berada di bagian otak yaitu Hypothalamus-Pituitary-Gonadotrophin axis (HPG).

HPG inilah yang sangat sensitif terhadap cahaya artifisial dan mempengaruhi kinerja hormonal reproduksi didalam tubuh. Dimana disaat gelap total, tubuh akan menghasilkan melatonin, yaitu senyawa hormonal yang membuat tubuh menjadi rilexs dan tenang. Sejatinya, saat malam adalah waktu untuk diproduksinya melatonin yang berfungsi tidak hanya sebagai penenang tetapi juga sebagai repairing cellurar atau perbaikan sel. Melatonin akan merangsang sel-sel untuk meregenariskan dirinya, dengan menyuplai ATP kedalam mitokondria.

Namun, kondisi ideal ini sangat sulit untuk kita temukan sebab malam yang dilalui tidak lagi pekat akibat terjadinya polusi cahaya dihampir seluruh belahan bumi. Akibatnya tubuh kesulitan untuk memproduksi melatonin dalam jumlah yang cukup sehingga tubuh melakukan adaptasi dengan munculnya hormon kortikosteron plasma atau hormon stress fisiologis yang sejatinya muncul saat siang hari. Akibat berkurangnya suplai melatonin dan meningkatnya jumlah kortikosteron plasma ini terjadilah miskoneksi antra jalur reproduksi dan jalur adrenal. Miskoneksi inilah yang menyebabkan terganggunya fungsi normal HPG yang ditandai oleh terganggunya siklus reproduksi, terganggunya pematangan sel telur dan sel sperma, dan bahkan mempercepat terjadinya kemandulan. Aktifnya jalur HPA yang tidak normal tersebut akan menyebabkan tubuh mengalami stress fisiologis yang ditandai oleh ketidakstabilan emosi, rasa lelah yang berlebihan, dan gangguan neuropsikis dan neurofisiologis lainnya.

Baca juga  Tidur yang Cukup dapat Mengurangi Gejala Asma

Kondisi saat ini memaksa manusia modern bekerja hingga larut malam, kondisi ini tentunya mempengaruhi kestabilan fungsi HPA dan HPG didalam tubuh khusunya mata kedua ditubuh manusia yang berada diregion optic di otak. Data terbaru mengatakan bahwa pola infertility akibat kerja shift ini memiliki tren yang sama seperti tahun 1990 – 2010 dimana rata-rata terbesar adalah 70% berdampak pada wanita dan 60% berdampak pada pria (Ospina, 2018). Hal ini disebabkan terganggunya ritmik circardian normal pada tubuh yang menyebabkan seluruh pola regulasi keseimbangan reproduksi mengalami gangguan dan melalui riset terbaru menjelaskan bahwa manusia yang bekerja dengan paparan radiasi dari cahaya artifisial cendrung meningkatkan terjadinya PCOS (Poly Cystic Ovary Syndrom) pada wanita yang menjadi landasan awal terjadinya kemandulan. tidaknya ovarium saja yang dipengaruhi bahkan organ-organ reproduksi lainnya pun ikut terpengaruhi seperti lemahnya rahim, hilangnya viskositas vagina yang menyebabkan vagina menjadi kering dan cendrung basa hingga menyebabkan terjadinya kanker payudara dan organ-organ reproduksi.

Tidak hanya pada wanita saja, bahkan pada pria pun mengalami hal yang sama seperti rusaknya sperma, terganggunya fungsi testis, dan bahkan menyebabkan terjadinya kanker testis dan vas deference. Lalu, apakah batasan normal yang sesuai untuk kebutuhan akan cahaya artifisial ini tanpa menyebabkan terjadinya gangguan fungsi reproduksi? Riset yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai saat ini mengatakan bahwa kebutuhan cahaya artifisial normal yang dibutuhkan oleh makhluk hidup adalah 12 jam terpapar dan 12 jam tidak terpapar. Artinya ketika kita terpapar cahaya artifisial 12 jam maka tubuh akan tetap normal tanpa adanya gangguan dan permasalahan. Jika kurang dari 12 jam, maka tubuh akan kehilangan fungsinya untuk meregulasi jalur HPG dan HPA dan jika lebih dari 12 jam tubuh akan mengalami masalah dan memicu kegagalan sistem reproduksi itu sendiri. Itulah keseimbangan dasar dalam kesehatan reproduksi secara fisiologis.

Baca juga  Kolesterol Tinggi dan Penyebabnya

Tubuh membutuhkan kegelapan malam yang optimal yang didunia modern ini sangat sulit didapatkan. sehingga waktu terbaik untuk tubuh memenuhi kebutuhan gelap ini adalah saat tidur. buatlah kondisi tidurmu dalam keadaan yang sangat gelap hal ini akan membantumu menjaga kesehatan reproduksimu. Sayangi reproduksimu, sebab itu adalah aset yang sangat berharga yang tak kan bisa tergantikan oleh apapun. Sebab itulah dasar kenapa makhluk hidup itu terlahir, mereka terlahir untuk berkembang biak dan menjaga garis genetik mereka dari kepunahan. ketika kita gagal memanajemen cahaya artifisial kita, maka kita telah membunuh aset penting kita yang secara tidak langsung memusnahkan garis genetik kita. Sayangi reproduksimu dan jagalah keseimbangan itu.

Penulis: Ridho Pratama Yendi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru