Gaza, Oerban.com – Gerakan internasional Global March to Gaza melaporkan bahwa lebih dari 2.500 orang dari lebih dari 54 negara kini bergabung dalam upaya damai untuk menembus blokade Gaza, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera membuka akses bantuan kemanusiaan melalui darat, laut, dan udara, pada Senin (9/6/2025).
Aksi solidaritas global ini dirancang untuk berlangsung hingga 15 Juni dan melibatkan partisipasi luas dari negara-negara di lima benua, termasuk Argentina, Afrika Selatan, Kanada, Prancis, Indonesia, Jepang, Palestina, dan banyak negara lainnya. Para peserta berkumpul menuju perbatasan Rafah di Mesir dengan satu tujuan: menyalurkan bantuan bagi warga Gaza yang dilanda krisis kemanusiaan akut akibat blokade yang berkepanjangan.
Namun, pada 9 Juni 2025, ketegangan meningkat setelah kapal bantuan Freedom Flotilla yang dipimpin kapal Madleen ditangkap oleh pasukan Israel di lepas pantai Gaza, jauh di luar wilayah perairan Israel. Penangkapan itu dinilai melanggar hukum laut internasional dan segera dikecam keras oleh pihak penyelenggara.
Kapal tersebut membawa berbagai bantuan penting seperti perlengkapan medis, susu bayi, beras, dan alat-alat darurat untuk warga sipil di Gaza. Di antara para penumpang terdapat aktivis lingkungan ternama Greta Thunberg, anggota parlemen Prancis-Palestina Rima Hassan, serta pembela hak asasi manusia Sergio Toribio.
“Kami mengecam penangkapan brutal terhadap para penumpang kapal Madleen. Mereka menjalankan misi damai dan kemanusiaan,” ujar Melanie Johanna Schweizer, juru bicara Global March to Gaza.
Gerakan ini menyerukan empat tuntutan utama:
- Pembebasan tanpa syarat seluruh penumpang Freedom Flotilla;
- Perlindungan internasional terhadap konvoi kemanusiaan;
- Investigasi independen atas insiden penangkapan di laut;
- Pencabutan blokade atas Gaza yang telah menyebabkan penderitaan jutaan warga sipil.
Meski armada laut dihentikan, gerakan ini menyatakan tidak akan mundur. Ribuan aktivis kini telah tiba di Mesir dan bersiap melanjutkan perjalanan ke Gaza melalui darat. Mereka menyatakan bahwa solidaritas global akan terus mengalir sampai blokade yang disebut “tidak manusiawi” itu dihentikan.
“Selama anak-anak Gaza menderita, selama blokade masih membunuh, kami akan terus berbaris, berlayar, dan bersuara,” tegas Schweizer.
Gerakan ini mengundang masyarakat dunia untuk bergabung, mendukung, dan menyuarakan solidaritas demi kemanusiaan. “Tampil demi kemanusiaan. Negara-Negara Bersatu untuk Gaza,” tulis pernyataan mereka di media sosial resmi @globalmarchtogaza.
Editor: Ainun Afifah