email : [email protected]

33.4 C
Jambi City
Senin, April 29, 2024
- Advertisement -

Kampus Menjadi Lumbung Politis Bukan Lagi Akademis

Populer

Jakarta, Oerban.com – Akhir-akhir ini, Indonesia dikejutkan dengan surat pemanggilan mahasiswa Universitas Indonesia tertanggal 27 Juni 2021 yang ditulis oleh Birokrasi Universitas Indonesia.

Pemanggilan yang ditujukan oleh pengurus BEM Universitas Indonesia ini karena julukan yang dibuat untuk presiden Jokowi “The King Of Lip Service”, julukan itu menuai banyak kontroversi khususnya dikalangan mahasiswa, akademisi bahkan politisi (mantan aktivis) yang ikut andil dalam mengeluarkan pendapat.

Dalam hal ini, tentu mahasiswa merasa terkekang akan kebebasan menyampaikan pendapat dan selalu merasa dibatasi. Dimulai dengan dibuatnya undang-undang ITE dan undang-undang lainnya sebagai bentuk kesengajaan rezim untuk membuat skema kenyamanan pemerintah di singgasana.

Melihat situasi dan kondisi tersebut, Refor Diansyah selaku Ketua Umum IMAKIPSI (Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia) yang eksis menyuarakan keresahan Mahasiswa dalam bidang Pendidikan ikut bersuara dan mengecam tindakan birokrasi dan dianggap sebagai pembatasan yang berlebihan.

“Kampus Merupakan wadah kaum intelektual, tempat mahasiswa berpikir dengan ide dan gagasan. Kampus merupakan tempat kaum terdidik, maka biarkan mahasiswa berekspresi. Tentunya dengan data dan fakta. Ini adalah rezim birokrasi yang berlebihan dan menciderai makna kebebasan berpendapat,” kata Refor dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (2/7).

Dalam menyampaikan aspirasi, lanjut Refor, tentu terdapat berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan penyampaian secara satire atau sindirian. Menurut Refor hal tersebut sah-sah saja.

“Sah-sah saja itu di sampaikan. Jangan sampai birokrasi bertindak cari muka demi sebuah kekuasaan yang tidak abadi. Jangan politisasi kampus. Karena kampus adalah wahana pembelajaran yang relevan demi memberikan Output kaum Intelektual”. jelasnya.

Di samping itu, Muhamad Fariz Salman Zulkipli selaku wakil Ketua Umum IMAKIPSI juga turut bersuara atas kejadian tersebut.

Baca juga  Sikap Tegas Jokowi Soal Kudeta Myanmar, Desak Militer Segera Hentikan Kekerasan

Fariz mengatakan jika sebagai mahasiswa, dirinya dan yang lain bukan hanya duduk diam dan pulang saja di bangku perkuliahan. Melainkan mempunyai peran yang sangat penting bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Salah satu peran tersebut menurutnya adalah sosial of control.

“Peran mahasiswa sebagai social control merupakan peran yang penting dan signifikan di masyarakat karena peran inilah Yang mampu melakukan kontrol terhadap hal-hal yang bertentangan dengan nilai keadilan dan merugikan rakyat,” terang Fariz.

Fariz menambahkan, seorang pemimpin institusi kampus yang reaksioner terhadap gerakan-gerakan mahasiswa baik di media ataupun lapangan patut dicurigai.

“Perlu adanya analisis bahwa kampus sekarang bukan lagi menjadi lumbung akademis melain lumbung politis bagi para pemimpin yang reaksioner terhadap gerakan mahasiswa yang menyuarakan konsep serta gagasan. IMAKIPSI bersama BEM-UI,” tegas Fariz mengakhiri.

Editor : Renilda Pratiwi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru