email : [email protected]

25.2 C
Jambi City
Minggu, April 28, 2024
- Advertisement -

Keluarga Sebagai Mediator dalam Interaksi Anak dengan Media Digital (Bagian 3)

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Di luar sana, bukan sedikit orang tua yang mengasuh anaknya dengan otoritas, ancaman, dan tuntutan, sehingga anak seringkali memiliki luka batin tersendiri terhadap orang tuanya. Dalam kondisi seperti ini, anak memiliki kemungkinan untuk tumbuh menjadi tipe pemalu dan rendah diri atau keras dan pembangkang. Untuk tipe anak yang keras dan pembangkang, anak akan cenderung memilih pilihan yang sama sekali tidak diinginkan orang tuanya.

Ada pula orang tua yang mendidik anaknya dengan hanya menyuruh dan atau melarangnya melakukan ini dan itu tanpa menyertakan alasan yang jelas mengapa anak harus atau tidak boleh melakukan hal tersebut. Ketidakterbukaan dan ketidakjujuran orang tua kepada anak yang seperti ini akan menjadikan kepercayaan anak memudar dan justru memilih hal yang bertolakbelakang dari apa yang harus dan atau tidak boleh ia lakukan menurut orang tuanya untuk mencari tahu ‘ada apa’ sebenarnya di balik semua itu dan ‘mengapa’ ia harus atau tidak boleh melakukan ini dan itu.

Contoh lainnya, jika orang tua jauh dari anak dan jarang memperhatikan anak, anak tidak memiliki rasa kepercayaan yang intens terhadap orang tua, sehingga ia cenderung mengedepankan egonya sendiri. Akibatnya, terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan—salah satunya peluruhan nilai-nilai positif karena penyerapan nilai-nilai negatif dari media digital.

Dari hal ini, telah jelas dan tentu saja peran orang tua sangat penting. Sebagai fasilitator, orang tua menyediakan perangkat pembelajaran terbaik serta menyuguhkan didikan dan bimbingan yang tepat untuk anak. Sedangkan posisi orang tua sebagai mediator adalah untuk mengawasi, mengiringi, dan menjadi penengah yang bijak dalam kebutuhan anak dengan media digital. Contohnya, seperti membatasi waktu penggunaan internet, menyajikan situasi nyata yang kondusif sehingga anak terdistraksi dan lebih banyak mengeksplorasi lingkungan sesungguhnya dibanding berselancar di dunia maya, kreatif dan inovatif dalam memberikan arahan dan pengajaran pada anak, serta keeratan dan keharmonisan hubungan orang tua dan anak juga sangat penting—hingga anak akan tumbuh menjadi seseorang yang percaya diri, cerdas, menghargai lingkungannya, terampil, dan berjiwa sosial.

Baca juga  Ratusan Mahasiswa Tebo Hadiri Seminar Budak Rantau Agenda Gemakato

Orang tua juga harus tegas dan berani memberlakukan aturan, pengadaan reinforcement, dan mengurangi rasa tidak tega pada anak sekalipun anak merengek—karena dampak dari apa yang dilakukan orang tua hari ini, akan terus-menerus memengaruhi diri anak di masa depan. Oleh karena itu, orang tua pun harus paham dan lihai menilai mana yang harus ia lakukan dalam mendidik, memberikan edukasi, dan mengasuh sang anak dan mana yang tidak.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru