email : [email protected]

24.4 C
Jambi City
Sabtu, Mei 4, 2024
- Advertisement -

Latih Kelompok Tani Kuta Bayu dalam Sumber Daya Lahan, Kementan Laksanakan Sekolah Lapangan

Populer

Aceh Utara, Oerban.com – Salah satu faktor yang mendukung perkembangan sektor pertanian adalah dengan meningkatkan kapasitas SDM Pertanian sebagai pengungkit utama produktivitas pertanian. Sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa kapasitas SDM pertanian harus ditingkatkan sebagai kunci utama produktivitas.

“Petani harus terus memperbaharui pengetahuan dan meningkatkan kapasitasnya. Karena ilmu pengetahuan terus berkembang,” tutur Mentan Syahrul

Semangat membangun SDM Pertanian terus dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada Kementerian Pertanian RI dengan memberikan pengetahuan baru kepada petani dalam Sekolah Lapang (SL) Integrated Participatory Develoment and Management of Irrigation Project (IPDMIP) pada 74 kabupaten di 16 Provinsi.

“Faktor utama pengungkit produktivitas pertanian adalah SDM Pertanian. Kontribusi terbesar setelah benih, pupuk, sarana prasarana dan Alsintan. SL IPDMIP akan memberikan banyak pengetahuan baru untuk petani. Pengetahuan itu harus bisa diserap dan diimplementasikan ke lahan masing-masing,” kata Dedi.

Kegiatan Sekolah Lapang ini dilakukan di Kabupaten Aceh Utara, Kecamatan Kuta Makmur, Desa Bayu pada tanggal 21 Juni 2022 yang dibuka langsung oleh koordinator BPP Buloh Blang Ara (Zamzami,SP), Geuchik Gampong Bayu(Ilyas) dan juga koordinator POPT Aceh Utara (M.Nur,S.Pi). Pertemuan perdana sekolah lapang ini diikuti oleh Kelompok Tani Kuta Bayu yang berjumlah 25 orang peserta yang dibagi dalam 5 kelompok untuk melakukan diskusi.

Sekolah Lapang ini dilakukan dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petanin dalam pengelolaan sumberdaya lahan dan teknik budidaya serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran petani dalam memanfaatkan lahan usaha taninya secara produktif dan diaplikasikan oleh Kelompok Tani yang diketuai oleh Agus Supriyadi.

Materi disampaikan langsung oleh penyuluh pendamping (Yuskarina,S.Pi) yang menyampaikan tentang penentuan waktu tanam dan waktu panen pada tanaman padi.

Baca juga  Direktur IFAD: Kementan dan IFAD Prioritaskan Kesejahteraan Petani

“Penetapan waktu tanam dan waktu panen merupakan bentuk antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman serta mengurangi dampak perubahan iklim yang menyebabkan berkurangnya produksi padi sawah,” ucap Yuskarina selaku penyuluh.

Penetapan waktu tanam juga sangat mempengaruhi terhadap fase anakan produktif, primordia serta fase berbunga. Penetapan waktu panen juga untuk menghindari susutnya hasil yang tinggi dan mutu beras uang semakin rendah. Penetapan saat panen secara visual dilakukan dengan cara melihat tampilan fisik tanaman pada hamparan sawah, serta bulir gabah 90-95% pada malai padi berwarna kuning keemasan. Bila dilakukan pengamatan secara teoritis dapat dilakkan dengan melihat varietas padi dan mengukur kadar air, umur panen padi yang optimum setelah kadar air mencapai 22-23% pada musim kemarau, dan 24-26% pada musim penghujan.

Dengan materi yang sangat rinci dan bermanfaat membuat kelompok tani Kuta Bayu ini semakin bersemangat dalam mengikuti kegiatan sekolah lapang IPDMIP ini.

“ Kami sangat senang dan bersemangat dalam mengikuti sekolah lapang IPDMIP ini, disini kami bisa belajar dan berdiskusi tentang penentuan waktu tanam dan waktu panen yang tepat pada tanaman padi sehingga pengetahuan kami bisa bertambah, “ tutur salah satu petani yang merupakan peserta sekolah lapang IPDMIP ini.

Penulis: Yuskarina, S.Pi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru