email : oerban.com@gmail.com

24.3 C
Jambi City
Monday, June 16, 2025
- Advertisement -

Lemang, Tradisi Lebaran yang Tetap Lestari di Muratara

Populer

Musi Rawas Utara, Oerban.com – Lemang, makanan tradisional khas masyarakat Melayu dan Dayak, tetap bertahan di tengah gempuran kuliner modern. Hidangan berbahan dasar beras ketan ini dimasak dalam bambu dengan santan dan garam, lalu dibakar di atas bara api selama beberapa jam.

Lemang banyak ditemukan di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Malaysia. Selain menjadi makanan sehari hari, lemang juga memiliki nilai budaya tinggi, sering disajikan saat perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Lemang biasanya dinikmati dengan rendang, serundeng, atau selai manis. Selain itu, lemang juga bisa disantap dengan kuah rendang, diolah seperti lontong dengan sop, atau dicolek dengan srikaya sebagai hidangan manis.

Baca juga  Jelang Puncak Haji, DPR Imbau Jemaah Indonesia Fokus Jaga Stamina

Susilawati, seorang warga Nibung, juga telah membuat lemang sejak tahun 1987 setelah menikah. Ia mengatakan bahwa tradisi memasak lemang setiap tahun terus dilakukannya.

“Setiap tahun, saya membuat lemang sebanyak 31 batang dengan menggunakan sekitar 8 kg beras ketan. Ini sudah menjadi kebiasaan dan bagian dari adat masyarakat di sini,” ungkapnya pada Minggu (30/3/2025).

Proses pembuatan lemang membutuhkan kesabaran dan teknik khusus. Bambu yang digunakan harus segar agar memberikan aroma khas, sementara perbandingan santan dan beras ketan harus tepat agar menghasilkan tekstur yang lembut dan kenyal. Lemang biasanya dipanggang selama kurang lebih tiga jam hingga matang sempurna.

Baca juga  Gubernur Al Haris Pimpin Rakor Persiapan Idul Fitri, Tekankan Kolaborasi Lintas Instansi

Di Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), lemang menjadi makanan khas yang selalu hadir dalam perayaan Lebaran. Selain lemang, masyarakat setempat juga mengenal lontong katupat sebagai bagian dari tradisi kuliner Lebaran.

“Lemang sudah menjadi kebiasaan dan adat masyarakat sini untuk dimakan saat Lebaran. Kami ingin tradisi ini terus lestari,” tambah Susilawati.

Di tengah modernisasi, banyak inovasi dilakukan, seperti lemang dengan varian rasa seperti pulut hitam dan lemang manis. Meski demikian, lemang tradisional tetap menjadi pilihan utama masyarakat. Keberadaan lemang sebagai warisan kuliner Nusantara diharapkan terus lestari dan dikenal generasi mendatang.

Baca juga  Anis Matta: Perayaan Idul Adha 1444 H Jadi Momentum Kesetaraan dan Persamaan Sesama Umat Manusia

Editor: Ainun Afifah

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru