email : [email protected]

30.9 C
Jambi City
Kamis, April 25, 2024
- Advertisement -

Mengenali Eustres dan Distres

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Sahabat, dalam sehari-hari, kita bisa saja berteman akrab dengan stres. Stres merupakan suatu hal yang lumrah kita rasakan sebagai seorang manusia. Menurut psikologi stres dibedakan menjadi dua macam.

Dikutip dari Loving Wounded Soul karya Regis Machdy, eustres dan distres merupakan dua jenis stres yang kerap kali bergantian mewarnai hidup seseorang. Eustres adalah stres yang positif yang menjadikan seseorang bersemangat, termotivasi, dapat meningkatkan kualitas kinerja, dan produktif. Sayangnya, eustres bersifat jangka pendek dan dapat beralih menjadi distres jika terjadi berkepanjangan dan berkesinambungan dalam diri seseorang.

Sementara itu, distres adalah stres yang bersifat negatif, cenderung membuat seseorang merasa tertekan, mengalami demotivasi, murung, tidak bersemangat, dan dikerubungi perasaan-perasaan negatif, sehingga dapat menyebabkan seseorang menjadi stagnan dan mengalami kemerosotan kualitas kinerja. Distres dapat berlangsung jangka panjang apabila kita tidak segera mengatasinya loh, Sahabat.

Perlu ditekankan, bahwasanya setiap orang, dalam hidupnya, pasti akan selalu merasakan eustres dan distres, bak roller coaster. Jadi, dengan adanya kita menyadari keadaan ini, kita bisa lebih aware alias siap dalam menghadapinya. Ketika eustres tiba, kita pastinya akan merasa menjadi manusia paling bersemangat dan mudah tersulut motivasi.

Akan tetapi, yang juga perlu kita pahami, mengapa eustres berkepanjangan dapat beralih menjadi distres? Hal ini dikarenakan eustres yang memacu semangat dan motivasi sehingga menjadikan kita menggebu-gebu untuk melakukan hal-hal produktif atau meningkatkan kualitas kinerja sehari-hari dapat menguras tenaga kita, sehingga nantinya yang tersisa adalah perasaan jemu dan lelah. Distres juga dapat disebabkan oleh pemicu-pemicu atau stimulus yang memberikan perasaan tertekan, tidak nyaman, kesedihan, atau kecemasan pada seseorang, misalnya di saat seseorang mengalami kegagalan, tiba-tiba mengalami suatu kemalangan, dan terjadinya kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai harapan. Namun, seburuk apapun perasaan kita ketika mengalami distres, faktanya distres tetap kita butuhkan untuk membuat kita berkembang menjadi lebih kuat, tangguh, dan dewasa loh, Sahabat!

Baca juga  Psikologi Islam: Mendekap Authentic Happiness dengan Spiritualitas

Jika kita menyadari dan memahami maksud baik kehadiran distres, kita dapat mengelolanya menjadi eustres. Bagaimana caranya?

Analisis dan kaji kembali apa yang menjadi pemicu distres pada diri Sahabat. Apakah karena lelah bekerja? Apa karena dikejar-kejar deadline? Pekerjaan yang menumpuk? Permasalahan personal dengan teman atau rekan di sekolah, kampus, atau kantor? Target yang tidak tercapai? Atau apa?

Jika telah mengetahui pemicu distres, cobalah untuk beristirahat sejenak atau menenangkan dan menghibur diri, seperti tidur, membaca buku, melakukan expressive writing, atau berjalan-jalan.Hal ini dilakukan untuk memulihkan tenaga Sahabat agar nantinya Sahabat dapat memikirkan jalan keluar dengan jernih.

Jika sekiranya pemicu stres masih dapat diperbaiki, perbaikilah. Misalnya Sahabat mengalami kesalahpahaman dengan teman atau rekan kerja, kamu dapat memperbaikinya dengan cara meluruskan kesalahpahaman melalui komunikasi asertif.

Akan tetapi, jika sekiranya pemicu stres memang sudah terjadi dan tak bisa diperbaiki secara permanen, maka Sahabat dapat belajar untuk berdamai dengan keadaan agar Sahabat dapat menerima yang sudah terjadi dengan hati yang lapang.

Belajarlah untuk senantiasa mengkonversi pikiran-pikiran negatif menjadi positif, salah satunya dengan belajar dari pengalaman orang-orang yang dulunya pernah gagal namun kemudian meraih kesuksesan karena tak berhenti berusaha. Positif atau negatif pikiran kita akan memengaruhi bagaimana sikap dan perilaku kita dalam menghadapi segala sesuatu.

Memetik hikmah dalam setiap kejadian. Dengan memetik hikmah, Sahabat terbantu untuk dapat berpikir positif, menerima keadaan, dan memilih untuk tak menyerah.

Fokuskan diri Sahabat untuk membuat diri sendiri kembali termotivasi. Khusus poin ini, tentu diri Sahabat yang mengetahui bagaimana cara meningkatkan motivasi diri sendiri. Dengan melakukan hobi, mengikuti kegiatan komunitas, berkumpul dengan orang-orang positif, membaca buku motivasi, menjadi peserta kajian ilmu atau pelatihan motivasi, dan lain-lain adalah cara-cara seseorang untuk dapat merengkuh kembali motivasinya.

Baca juga  Ku Kira Kau Rumah, Potret Film Kesehatan Mental dan Cerita Tragis Dibaliknya

Nah, itu dia cara-cara yang bisa sahabat lakukan untuk mengembalikan distres menjadi eustres. Semoga bermanfaat, ya.

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru