Oleh : Dede Firmasyah*
Oerban.com — Dalam kehidupan berorganisasi, sering kali kita merasa cukup hanya dengan menjadi bagian dari organisasi tersebut. Namun, seharusnya kita memahami bahwa berorganisasi bukan hanya sekadar berkumpul dan berbagi aktivitas, melainkan memiliki nilai yang lebih tinggi, yaitu dakwah dan membuka wawasan orang-orang terhadap Islam.
Organisasi menjadi sarana untuk belajar kehidupan, bukan sekadar tempat untuk menghabiskan waktu tanpa arah yang jelas.
Banyak orang yang menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pendidikan, tetapi tidak menyadari bahwa kehidupan sejati menanti di luar itu.
Kita perlu memahami bahwa nilai yang paling baik dalam hidup ini adalah nilai yang diberikan oleh Allah, yaitu dakwah. Oleh karena itu, jika seseorang ingin menjadikan waktunya di kampus bernilai, ia harus mengarahkannya kepada tujuan yang lebih besar, yaitu dakwah.
Kehidupan bukanlah permainan, dan setiap amal kita dicatat oleh Allah. Jika seseorang telah memperoleh pemahaman Islam melalui organisasi, mengapa harus kembali ke keadaan semula?
Jika dulu tidak bisa membaca Al-Qur’an lalu belajar hingga bisa, mengapa harus kembali tidak bisa lagi? Jika dulu tidak peduli pada agama, lalu mendapatkan semangat melalui tarbiyah, mengapa harus kembali kehilangan semangat itu?
Dalam organisasi dakwah, loyalitas dan pemahaman adalah kunci utama. Pemahaman yang baik akan melahirkan amal yang benar. Oleh sebab itu, kita harus memahami bahwa dakwah bukan hanya sekadar konsep berpikir, tetapi juga harus menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang yang telah mengorbankan segalanya demi Islam, dan ini adalah bukti bahwa dakwah bukanlah sekadar teori, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk amal dan tindakan.
Islam bukan hanya sekadar label atau identitas KTP, tetapi harus menjadi prinsip hidup yang menyeluruh. Sayangnya, banyak tantangan yang dihadapi umat Islam, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
Islam sering kali dianggap sebagai ancaman oleh mereka yang tidak ingin melihat cahaya Islam berkembang. Oleh karena itu, dakwah harus terus berjalan, meskipun banyak rintangan menghadang.
Kita harus memahami bahwa dalam berdakwah, musuh tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga pemahaman yang salah, sistem yang tidak mendukung, serta tantangan sosial yang kompleks.
Namun, semakin sulit sebuah perjuangan, semakin besar pula nilai yang diperoleh di sisi Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap dakwah harus ditanamkan, agar tidak hanya menjadi pemahaman teoritis, tetapi juga menjadi karakter dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai kader dakwah, kita tidak hanya harus memahami perintah, tetapi juga melaksanakannya dengan penuh kesadaran. Kita harus menyambut seruan dakwah dengan pikiran, perasaan, dan tindakan nyata.
Sebab, hanya dengan aksi yang nyata, dakwah dapat memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kita harus terus mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menyegerakan seruan dakwah ini, karena dakwah bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk kebaikan diri kita sendiri.
*Penulis merupakan Aktivis Dakwah