email : oerban.com@gmail.com

25.3 C
Jambi City
Friday, November 7, 2025
- Advertisement -

Menguatkan Pendidikan Islam, Menyelamatkan Karakter Bangsa di Indonesia 

Populer

Oleh: Rara Saphira Hidayat*

Oerban.com – Krisis karakter menjadi salah satu tantangan besar bangsa Indonesia hari ini. Dalam berbagai aspek kehidupan, kita disuguhkan berita tentang korupsi, kekerasan di kalangan pelajar, intoleransi beragama, hingga lemahnya rasa empati sosial. Semua ini mengindikasikan bahwa pembangunan sumber daya manusia kita belum sepenuhnya seimbang: kuat dalam aspek kognitif, tetapi rapuh dalam moral dan spiritual.

Dalam situasi seperti ini, pendidikan Islam seharusnya hadir sebagai solusi, bukan hanya sebagai warisan tradisi. Lembaga pendidikan Islam seperti pesantren dan madrasah memiliki potensi besar untuk berperan sebagai pilar dalam pembentukan karakter bangsa. Namun, peran strategis ini baru akan optimal jika negara serius dalam memperkuat keberadaan dan kualitasnya.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, kesederhanaan, kedisiplinan, dan kasih sayang. Di lingkungan pesantren, santri tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga hidup dalam kultur yang membentuk kepribadian.

Baca juga  Pendidikan Karakter Kebangsaan: Pilar Strategis dalam Membangun Generasi Bangsa

Di tengah arus pendidikan modern yang serba digital dan kompetitif, pola pendidikan pesantren yang berbasis nilai ini menjadi sangat relevan. Sebuah studi dari Maarif Institute (2023) menunjukkan bahwa 78% santri dari pesantren tradisional menunjukkan tingkat kepedulian sosial dan toleransi yang lebih tinggi dibanding peserta didik dari lembaga non-agama. Ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam mampu menjawab tantangan zaman—asal diberi ruang dan dukungan yang memadai.

Data Kementerian Agama tahun 2023 mencatat ada lebih dari 36.000 pesantren dan 27.000 madrasah di seluruh Indonesia, dengan jumlah peserta didik mencapai jutaan. Sebagian besar dari lembaga ini berdiri di daerah terpencil, menjangkau kelompok masyarakat yang belum tentu tersentuh oleh layanan pendidikan umum.

Namun ironisnya, kontribusi besar ini kerap tidak sebanding dengan perhatian negara. Banyak madrasah swasta dan pesantren masih kesulitan dalam hal infrastruktur, akses digital, dan pendanaan. Laporan Indeks Kinerja Pendidikan Islam (Kemenag, 2022) menyebutkan bahwa sekitar 65% pesantren belum memiliki fasilitas belajar-mengajar yang layak, dan hanya sebagian kecil yang rutin menerima bantuan operasional. Ini menunjukkan adanya ketimpangan dukungan yang perlu segera diperbaiki. Jika pendidikan Islam diakui penting dalam pembentukan karakter bangsa, maka semestinya ia juga menjadi prioritas dalam kebijakan dan penganggaran nasional.

Baca juga  Tim Pro Ide Tymac Unja Dukung Produk Unggulan Desa Batin dari Olahan Pisang Kepok

Menguatkan pendidikan Islam bukan hanya soal menambah jam pelajaran agama atau mengganti buku teks. Lebih dari itu, yang dibutuhkan adalah pendekatan yang menyeluruh: memperkuat kelembagaan pesantren dan madrasah, meningkatkan kapasitas guru, mendorong inovasi dalam metode pembelajaran, dan memperluas akses teknologi bagi lembaga Islam.

Perlu disadari bahwa pendidikan Islam sejatinya menawarkan model pembelajaran yang tidak hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga membentuk karakter dan watak. Dalam konteks Indonesia yang majemuk, pendidikan Islam juga berperan menjaga moderasi dan toleransi beragama—dua hal yang menjadi fondasi kerukunan bangsa.

Pendidikan Islam bukan solusi jangka pendek, tetapi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Mengabaikannya berarti melewatkan peluang emas untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika, berempati, dan siap hidup dalam masyarakat yang plural.

Baca juga  Kebijakan Pendidikan Karakter Kebangsaan sebagai Fondasi Masa Depan Bangsa

Sudah waktunya negara benar-benar hadir untuk memperkuat lembaga pendidikan Islam. Bukan semata karena faktor historis atau jumlah lembaganya yang besar, tetapi karena masa depan Indonesia yang berkarakter bergantung pada kualitas pendidikan yang mampu memadukan ilmu, iman, dan akhlak.

*Penulis merupakan mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sultan Thaha Jambi.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru