email : oerban.com@gmail.com

25.4 C
Jambi City
Sunday, June 15, 2025
- Advertisement -

Negara Gagal Jamin Kesejahteraan, Nasionalisme Rakyat Dipertanyakan

Populer

Oleh: Tegar Masyahra Akbar*

Oerban.com Gerakan #KaburAjaDulu merupakan akumulasi dari berbagai kejadian dan kontroversi hasil dari beberapa kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah, yang melahirkan kemuakan, kepasrahan, keputusasaan, kefrustasian, dan rasa pesimis masyarakat atas ketidakbecusan negara menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Tagar #KaburAjaDulu merefleksikan fenomena ini. Ketika pemimpin, pejabat, atau individu yang memiliki tanggung jawab memilih untuk menghilang, diam, atau menghindar dari isu, maka mereka sesungguhnya tidak sedang membuat kebijakan, melainkan berlari dari tanggung jawab.

Ini bukan hanya merugikan publik, tapi juga menandai krisis etika dan kepemimpinan. Sejatinya, #KaburAjaDulu adalah bentuk aksi dan bentuk protes secara alamiah.

Gerakan ini bukan berarti tidak nasionalis, karena nasionalisme itu tidak diukur dari di mana seseorang berada, melainkan apa yang bisa dilakukan dan arti dari yang dilakukannya.

Alasan yang sangat konkret berdasarkan peristiwa yang terjadi saat ini ialah adanya paradigma yang keliru, di mana Indonesia masih memandang manusia sebagai faktor produksi.

Baca juga  Awal Mula Korupsi dan Rusaknya Demokrasi, Fahri Hamzah: Biaya Politik Mahal

Padahal, seharusnya manusia adalah sumber produksi yang harus dikembangkan agar memiliki kualitas SDM yang unggul dan seimbang.

Bagaimanapun, pemerintah tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan secara menyeluruh, karena sesungguhnya yang bekerja di Indonesia saja masih berada di bawah negara lain.

Pada akhirnya, masyarakat memilih untuk bekerja di luar negeri dengan berbagai alasan. Hal yang perlu diingat adalah, devisa terbanyak Indonesia berasal dari pekerja migran yang dianggap tidak nasionalis itu.

Ketika negara tidak mampu menjalankan tanggung jawab dasarnya, yakni menjamin kesejahteraan rakyat, maka kepercayaan publik mulai runtuh.

Baca juga  Dialog Kebangsaan DPD RI Munculkan 2 Wacana Solusi Permasalahan Bangsa, Revolusi atau Amandemen

Rasa cinta tanah air dan nasionalisme bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan dari atas, melainkan tumbuh dari pengalaman hidup rakyat terhadap negaranya.

Bagaimana mungkin rakyat bisa tetap mencintai negara jika negara sendiri tidak hadir saat mereka butuh? Ketika harga-harga naik, layanan publik memburuk, lapangan kerja sempit, dan keadilan hanya milik segelintir orang, maka wajar jika nasionalisme rakyat mulai goyah.

Di titik ini, rasa memiliki pada negara pun memudar, dan yang tersisa hanyalah kecewa.

Ironisnya, dalam situasi seperti ini, bukan solusi yang ditawarkan, melainkan pengabaian. Mereka yang seharusnya bertanggung jawab justru memilih menghindar, diam, bahkan menghilang.

#KaburAjaDulu bukan lagi sekadar candaan di media sosial, tapi seolah menjadi gambaran nyata dari elite yang tak siap memimpin saat rakyat menderita.

Baca juga  HUJAN GOL, INDONESIA KE SEMIFINAL FUTSAL ASIA U 20

Pemahaman saya terhadap adanya #KaburAjaDulu adalah ajakan untuk berani keluar dari rutinitas dan mencari pengalaman baru yang menyegarkan.

Ini adalah ajakan untuk sesaat melupakan masalah, pekerjaan, atau tekanan hidup lainnya, dan memberikan diri sendiri kesempatan untuk menikmati hidup serta menemukan perspektif baru melalui perjalanan atau aktivitas yang menyenangkan untuk mendapatkan kesejahteraan.

Intinya, #KaburAjaDulu adalah tentang self-care dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana di luar zona nyaman kita.

#KaburBolehRencanaHarus

*Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi

Baca juga  Ma'ruf Amin Yakin Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Utama Industri Keuangan Syariah Dunia
- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru