email : [email protected]

30.6 C
Jambi City
Sabtu, April 27, 2024
- Advertisement -

Pak Sulaiman, Potret Penjaga Kawasan Mangrove dan Tokoh Agama Pangkal Babu

Populer

Kuala Tungkal, Oerban.com – Hai sahabat, pernahkah kalian berkunjung ke kawasan wisata alam mangrove? Tidak perlu jauh-jauh loh sahabat, ternyata di Jambi juga ada kawasan mangrove dan berbatasan langsung dengan laut lepas, wah. Lokasi itu berada di Pangkal Babu, tepatnya di dusun Bahagia, desa Tungkal I kec. Tungkal Ilir Kab. Tanjung Jabung Barat.

Rumah pak Sulaiman, sumber foto Novita/oerban.com

Saat berkunjung kemari, kita akan disuguhkan dengan pemandangan pohon-pohon kelapa yang rendah, pepohonan bakau, sungai, ikan-ikan cempakul yang berenang kesana-kemari serta warga desa yang ramah. Guna menikmati pemandangan ini, sahabat dapat menempuh perjalanan sekitar 4-5 jam dari Kota Jambi.

Meskipun desa ini sudah dihuni sejak tahun 1980-an, namun jangan kaget ya sahabat, disini tidak ada listrik dan sinyal sama sekali, hmm mungkin cocok bagi kamu yang mau healing atau melepas penat dari tumpukan tugas kuliah dan pekerjaan, haha.

Saat admin berkunjung ke kawasan mangrove Pangkal Babu, kami tinggal di rumah pak Sulaiman (56) bersama istri dan 3 anaknya. Ikut menyundung (sebutan untuk menangkap ikan), berenang di sungai belakang rumah pak Sulaiman, mengambil cincinut, hingga kulineran makanan laut yang disediakan oleh tuan rumah. Wah sahabat, ini sungguh pengalaman pertama yang menyenangkan sekaligus mengenyangkan sekali, sampai saat pulang berat badan admin naik haha. Adminpun tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang keseharian pak Sulaiman dan upayanya menjaga kawasan mangrove Pangkal Babu.

/1/ Mengenal Pak Sulaiman

Pak Sulaiman merupakan salah satu penjaga kawasan mangrove Pangkal Babu, dia dan keluarganya hidup menggantungkan diri dari alam. Menangkap ikan, menyundung, menanam bibit bakau dan ikut dalam pelestarian mangrove biasa ia lakukan. Bahkan kedua anak laki-lakinya yang sudah berkeluarga juga mengikuti jejaknya sebagai nelayan di daerah mangrove.

Baca juga  Tips Jalan-Jalan Dengan Harga Murah
Pak Sulaiman saat menyundung udang, sumber foto Novita/oerban.com

Dalam pertemuan kami yang singkat +- 3 hari pak Sulaiman merupakan orang yang ramah dan rendah hati. Kepada admin dia bercerita, awalnya Pangkal Babu hanya dihuni oleh beberapa orang saja, ia bahkan bersama-sama warga yang lain membersihkan kawasan desa untuk dijadikan pemukiman. Ia diminta untuk tinggal di Pangkal Babu dan menjadi tokoh agama disana.

Terdapat satu mushola yang tidak jauh dari rumahnya yang ia kelola. Biasanya pak Sulaiman biasa mengumandangkan azan dan memimpin acara keagamaan disana. Selain itu, rumah pak Sulaiman juga biasanya dijadikan tempat menginap para pengunjung dan wisatawan yang ingin bermalam di Pangkal Babu.
Pak Sulaiman juga mengatakan bahwa rumahnya terbuka untuk siapa saja dan tidak pernah merasa keberatan dengan kedatangan tamu ke rumahnya, masya Allah, pak Sulaiman baik sekali ya sahabat. Saat berpamitan pulang pun, pak Sulaiman tidak lupa berpesan untuk datang kembali ke Pangkal Babu agar ia dan keluarganya tidak kesepian, wah wah terenyuh sekali sahabat. Hari-hari di rumah pak Sulaiman selalu ramai, kami makan hasil tangkapan pak Sulaiman yang dimasak oleh istrinya, diajak melaut, dan merasakan sensasi pagi yang dingin.

/2/ Lebih dekat dengan pak Sulaiman
Saat ikut menyundung (menangkap udang) admin mewawancarai secara eksklusif pak Sulaiman berikut hasilnya;

Apa pantangan untuk orang baru yang berwisata ke mangrove?

Yang penting jangan terlalu heboh

Apa saja cerita rakyat di kawasan mangrove Pangkal Babu?

Kalau cerita rakyat tidak ada, tapi ada cerita gaib disekitaran mangrove. Dulu ceritanya ada orang bertemu kota yang ramai di tengah mangrove, dia sambil membawa sapinya. Sampai di kota itu, sapinya dibeli orang tidak dikenal, dibayar pakai uang satu karung besar, senanglah bapak itu. Tapi diatas perahu dia lihat uang dalam karung itu jadi daun kayu, lalu dibuangnya ke laut. Sampai di darat ada sisa dua helai daun tadi, ternyata memang uang. Menyesal orang tadi karena membuang uangnya satu karung.

Baca juga  Pariwisata Jadi Andalan Pemulihan Ekonomi Nasional

Bapak juga pernah bertemu kebun pertanian isinya macam-macam tanaman. Bapak makan timunnya sampai kenyang, terus bapak pergi pakai perahu, waktu liat lagi ke belakang ternyata lahan pertanian tadi sudah tidak ada lagi. Bapak agak takut juga tapi sudah terlanjur kenyang.

Apa masalah disini menurut bapak?

Susah air, untuk air minum kami nampung air hujan. Masih ada yang buang sampah sembarangan, ada yang nebang pohon (bukan warga desa), tidak ada listrik, tidak ada sinyal, jalanan kalau hujan tida bisa lewat.

Apa bapak mau, jika pindah dari sini?
Maulah, tapi kalo pindah nanti siapa yang bantu disini, siapa yang nampung orang kalo kesini. Sampai ada dosen yang saya bilang, kalau saya pindah bagaimana, kata dia kami kejar kemanapun bapak. Jadi saya tetap mau bertahan disini, jaga alam disini, bantu orang-orang yang mau berkunjung kemari. Sekian sahabat, semoga ada perbaikan dan kemajuan untuk warga desa Pangkal Babu, ya.

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru