email : [email protected]

23.8 C
Jambi City
Kamis, April 18, 2024
- Advertisement -

Pergerakan Pemuda Indonesia di Belanda

Populer

Penulis: Siti Aisyah

Kebijakan yang diterapkan pihak Belanda telah menyengsarakan masyarakat Indonesia hal itulah yang menyebabkan lahirnya pergerakan di kalangan pelajar, salah satunya adalah pelajar yang berada di Belanda.

Berdirinya Budi Utomo tercatat sebagai awal kebangkitan dan pelopor lahirnya gerakan pemuda di tanah air. Menurut Budi Utomo pendidikan dapat menjadi salah satu cara untuk melakukan perubahan dan meningkatkan kualitas hidup.

Perhimpunan Indonesia sebagai salah satu organisasi yang dibentuk pertama kali oleh mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di belanda. Organisasi ini menjadi organisasi pelopor yang menggunakan nama Indonesia di dalamnya. Sebelumnya organisasi ini bernama Indishce Vereeninging namun mengalami pergantian nama menjadi Perhimpunan Indonesia, tujuan pergantian nama ini dikarenakan nama Indonesia dipercaya akan lebih memupuk rasa kebangsaan. Salah satu isu yang menarik dalam perbincangan para pelajar dan pemuda Indonesia yang berada di luar negeri adalah nasionalisme.

Mereka yang mengenyam pendidikan atau bekerja di luar negeri seringkali dianggap kurang nasionalis, alasan itulah yang menjadikan mereka membentuk indishce vereeninging. Para pelajar di belanda menghadapi situasi yang sangat berbeda dengan di tanah kelahirannya. Jika di Indonesia mereka masih memandang dirinya sebagai orang jawa, sunda, sumatera dan sebagainya. Maka dibelanda para pelajar ini mendapati orang-orang kulit putih memandang mereka sama saja.

Pengalaman selama hidup di Belanda, memberikan pengaruh yang lebih luas, karena mereka menghadapi masyarakat eropa yang jauh lebih terbuka daripada masyarakat di tempat asalnya.

Melalui refleksi terhadap pengalamannya di negeri sendiri maupun di negeri penjajah para pelajar menyadari bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil oleh sistem colonial, PI merupakan organisasi pelajar yang cukup berpengaruh dan berperan besar dalam pergerakan nasional Indonesia.

Salah satu organisasi pemuda yaitu Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Awal pembentukan PPPI berasal dari pemuda pelajar sekolah tinggi kedokteran dan sekolah tinggi hukum, sejak tahun 1925 mereka sering melakukan diskusi masalah politik. Beberapa tokohnya adalah Muksinun, Suwirjo, Usman, Sastro Amidjojo, Sigit, Bularso, Darwis, Surjono, Susalip dan Soebondo Djojopoespito
Pembentukan PPPI tidak terlepas dari pengaruh para pelajar Indonesia di belanda, para pelajar Indonesia yang sedang belajar di belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia (PI) memberikan dorongan semangat dalam pembentukan PPPI.

Baca juga  Surya Paloh Ajak Seluruh Anak Bangsa Jaga Spirit Pancasila

Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Perkumpulan ini mulai didirikan pada tahun 1925, tetapi baru tahun 1926 diresmikan. Anggotanya terdiri dari mahasiswa sekolah-sekolah tinggi di Jakarta dan Bandung ( Rechts Hoogeschool , Medische Hoogeschool, Technische Hoogeschool). Azas dari PPPI didasarkan kepada berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan mengidamkan Indonesia Raya. PPPI bercita-cita mendidik anggota-anggotanya menunaikan kewajiban dalam masyarakat, dan berjuang untuk kemerdekaan bangsa.

Antara PPPI di Indonesia dengan PI di negeri Belanda terdapat hubungan batin yang erat, walaupun pelaksanaannya ternyata dalam keadaan penuh bahaya, dan karenanya PI di negeri Belanda menerbitkan majalah bernama “Indonesia Merdeka” yang penuh berisi artikel-artikel yang mengupas masalah persatuan bangsa, hak mengatur diri sendiri, non kooperasi. Pemerintah Belanda menganggap majalah PI ini berbahaya dan melarangnya untuk disampaikan ke alamat-alamat di Indonesia, bertentangan dengan undang-undangnya sendiri. Jadi pemuda PPPI hanya secara selundupan  dapat juga menerima majalah PI itu, meskipun tidak teratur. Majalah ini dikirim melalui pegawai-pegawai kantor pos bangsa Indonesia yang bertugas menyortir surat dan kiriman dari negeri Belanda. Pegawai-pegawai pos itu menaruh simpati kepada pergerakan pemuda kita, walaupun perbuatannya itu mengandung resiko yang berat. Sesudah surat-surat masuk dari negeri Belanda, pegawai pos yang setia dengan cepat dan diam-diam memasukkan majalah PI kedalam bajunya dan menyerahkannya kepada pemuda-pemuda kita, khususnya di Jakarta.

Pengaruh PI jadi memang besar sekali, juga terhadap gerakan perjuangan pemuda di Indonesia, ia bersifat mendorong (Stimuleren).

Banyak di antara para anggotanya yang menjadi tokoh besar dan berpengaruh dalam pergerakan nasional seperi Moh. Hatta dan Sjahrir.

Indisch Vereeniging didirikan pada 25 Oktober 1908 tidak lama setelah pendirian Budi Utomo. Pada awalnya beberapa anggota menginginkan agar IV menjadi cabang dari Budi Utomo.
Kedatangan tiga serangkai mantan pimpinan Indische Partij (IP) yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat yang dibuang ke negeri Belanda pada 1913 seakan pupuk yang menyuburkan nasionalisme di kalangan pemuda dan pelajar Indonesia di negeri Belanda.

Baca juga  Meng-Indonesia kan Anak Indonesia

Pada bulan Desember 1913, R.M. Noto Soeroto menyampaikan agar I.V. tidak hanya menjadi perkumpulan bersenang-senang ataupun sekedar ikatan para pelajar di Belanda tapi juga ikatan para pembela tanah air Hindia di masa depan.
Keterlibatan Belanda dan negara-negara Eropa lainnya dalam Perang Dunia I membuat Budi Utomo pada 6 Agustus 1915 mengajukan mosi untuk membentuk milisi pertahanan untuk bangsa Indonesia.

Pembentukan milisi tersebut hanya dapat diputuskan oleh parlemen. Dengan demikian sebenarnya Budi Utomo berusaha memanfaatkan situasi untuk mendorong pemerintah kolonial memberikan kesempatan pada rakyat di Hindia Belanda untuk memiliki parlemen sendiri.

Usulan Budi Utomo tersebut mendapat tanggapan yang beragam baik di Hindia Belanda maupun di negeri Belanda sendiri.

Het Indonesisch Verbond van Studeerenden (Perserikatan Pelajar Indonesia) yang berdiri pada awal 1918.
Organisasi ini tidak lagi menggunakan kata Hindia, melainkan Indonesia. Hal ini merupakan sebuah kemajuan dalam dunia pergerakan nasional.

Menariknya lagi, anggota perserikatan ini bukan hanya pelajar bumiputra, tapi juga dari kalangan Indo-Cina yang berasal dari Hindia Belanda, serta pelajar Belanda yang hendak bekerja di Hindia Belanda.
Tujuan awal perserikatan ini memang untuk memajukan kerja sama di antara pelajar-pelajar dari berbagai kelangan tersebut. Namun perkembangan politik yang terjadi justru membuat perserikatan ini menjadi ajang bagi orang-orang Indonesia untuk menyuarakan ketidakpuasannya pada pemerintah kolonial sementara anggota yang berasal dari orang Belanda hanya pasif.

Perbedaan orientasi para pengurusnya tentang arah perserikatan dan perkembangan ide tentang nasionalisme Indonesia yang makin menguat mengakibatkan Perserikatan Pelajar Indonesia akhirnya mati pada 1923.
Tahun 1922 pengurus I.V. secara resmi mengubah namanya menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan demikian sifat organisasinya pun mengalami peruabahan drastis dari perkumpulan sosial pelajar/mahasiswa menjadi organisasi yang menunjukkan kecenderungan politik.

Baca juga  DPRD Kota Jambi Sahkan Tiga Ranperda Menjadi Perda, Ini Tanggapan Wawako

Setahun kemudian organisasi ini berganti nama menjadi Perhimpoenan Indonesia (P.I.). Nama majalah organisasi yang semula Hindia Poetra dirubah menjadi Indonesia Merdeka dengan semboyannya Indonesia merdeka, sekarang!
Pasca Perang Dunia I terbentuk 27 negara bangsa di Eropa (Hobsbawm, 1990).

Para intelektual bumiputra yang sedang berada di negeri Belanda pun menyampaikan tuntutan untuk menentukan nasib sendiri sebagai wakil-wakil dari ‘nasion Indonesia’
Kaum pergerakan nasional Indonesia di negeri Belanda meyakini bahwa hanya kemerdekaanlah yang dapat mengembalikan harga diri bangsa Indonesia. Oleh karenanya pada tahun 1925 P.I. mengeluarkan manifesto politiknya sebagai berikut.

1. Hanya satu kesatuan Indonesia yang mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit dapat menghancurkan kekuasaan penjajah. Tujuan bersama untuk membentuk Indonesia merdeka menuntut pembinaan rasa kebangsaan yang didasarkan kepada suatu aksi massa yang sadar dan percaya diri.

2. Syarat mutlak untuk tercapainya tujuan itu ialah adanya partisipasi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam suati perjuangan yang terpadu untuk mencapai kemerdekaan.

3. Unsur yang pokok dan dominan dalam setiap masalah politik penjajahan ialah konflik kepentingan antara penguasa dan yang dijajah. Kecenderungan pihak penguasa untuk mengaburkan atau menutupi masalah ini harus dilawan dengan mempertajam dan mempertegas adanya konflik kopentingan tersebut.

4. Melihat adanya dislokasi dan demoralisasi sebaga akibat pengaruh pemerintahan kolonial terhadap kesehatan fisis dan psikologis dari kehidupan orang Indonesia, diperlukan sejumlah besar usaha untuk memulihkan kondisi rohani dan kondisi material menjadi normal kembali.

Pada perkembangannya selama Perang Dunia II anggota PI memilih untuk bekerja sama dengan Belanda untuk melawan fasisme sambil mendorong Belanda untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan yang dibayangkan oleh PI pada periode itu berbeda dengan cita-cita Hatta. Dalam pernyataan Pengurus PI pada bulan Mei 1945 mereka menuntut “status kemandirian Indonesia dengan perwakilan rakyat sendiri dan pemerintah yang bertanggung jawab kepadanya, di samping sebuah badan di mana para wakil negara Belanda, Indonesia, Suriname, dan Curacao dapat membahas soal-soal bersama”

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru