email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Senin, April 29, 2024
- Advertisement -

Peserta Pelatihan Agribisnis Tanaman Kelapa Sawit Gali Informasi Petani Penangkar Bibit 

Populer

Muaro Jambi, Oerban.com – Pembelajaran hanya dengan teori tidaklah lengkap jika tidak diiringi dengan praktik. Selama mengikuti Pelatihan Agribisnis Tanaman Kelapa Sawit, selain mendapat pembelajaran di kelas, peserta juga melakukan praktik di lahan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi. Untuk melengkapi informasi yang diperoleh, panitia beserta widyaiswara juga mengajak peserta melakukan kunjungan lapangan.

Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk menggali informasi tentang penerapan teknologi dan pemasaran bibit kelapa sawit oleh petani penangkar, ujar Taufiq, Widyaiswara BPP Jambi. Kunjungan lapangan dilakukan di kelompok tani sumber pangan, salah satu tempat penangkaran bibit kelapa sawit.

Lokasi pembibitan terletak di Desa Sukamaju Rt.09 Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Areal yang digunakan untuk pembibitan seluas 10,5 ha. Varietas yang digunakan pada pembibitan ini adalah PPKS 540.

Adapun Nurjali yang merupakan petani penangkar bibit ini masih berusia 30 tahun. “Saya memulai usaha pembibitan ini di awal tahun 2016”, ujarnya. Dulu tidak seperti sekarang ini, untuk memulai usaha pasti ada kendala, namun kami maju terus, tambahnya lagi.

Peserta pelatihan yang berasal dari wilayah kerja BPP Jambi ini tertarik juga ingin menjadi petani penangkar. Jail menuturkan untuk menjadi petani penangkar syarat utamanya adalah mempunyai bibit dan ada IUP (Izin Usaha Produksi) Benih yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Jika kita hanya mempunyai bibit dengan jumlah dibawah 40.000 bibit maka rekomendasi cukup melalui Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota namun jika lebih harus melalui Dinas Perkebunan Provinsi, jelasnya.

Peserta sangat antusias bertanya kepada petani penangkar yang tergolong millenial ini. Jali, sapaan akrabnya pun dengan senang hati menjawab keingintahuan peserta mengenai usahanya ini.

Dalam usahanya ini Jali juga menemukan kendala, antara lain penyakit bercak daun yang menyerang, hama babi yang merusak, hama belalang yang memakan daun dan kendala di pengairan. Namun sejauh ini kendala tersebut masih bisa diatasi.

Baca juga  Terus Tingkatkan Kualitas SDM Pertanian, Kementan Selenggarakan 2 Pelatihan sekaligus di Kabupaten Solok Selatan

Untuk tenaga kerja di lahan pembibitan seluas ini, Jali memberdayakan masyarakat sekitar lokasi. Tenaga kerja yang digunakan ada yang harian dan ada juga yang bulanan. Kisaran upah tenaga kerja harian yaitu Rp 80.000,- sampai dengan Rp 100.000,- per hari.

Saat ini usaha pemasaran pembibitannya masih tergantung permintaan dan baru sebatas satu kabupaten saja yaitu di Kabupaten Tanjab Barat, Provinsi Jambi. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya kunjungan ini akan ada jejaring kerjasama baru yang datang.

Pesan Jali pada peserta yang ingin menjadi penangkar agar tidak mudah menyerah dan rajin menggali ilmu pada penangkar lainnya. Jika kesulitan mencari pasar, jangan segan untuk berkonsultasi dengan Dinas Perkebunan di daerah masing-masing.

Hal ini dikarenakan komoditas kelapa sawit berkontribusi cukup besar sebagai sumber devisa. Saat ini kelapa sawit berada pada peringkat ke 1 kontribusinya sebagai penyumbang devisa negara dari sektor pertanian.

Seperti pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), bahwa potensi-potensi kelapa sawit tesebut harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, guna meningkatkan ekspor sesuai kebijakan yang dicanangkan hingga 2024 melalui gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks), sehingga seluruh daya dan upaya dari Kementerian Pertanian dan stakeholder sawit harus difokuskan pada program Gratieks tersebut.

Penulis: Dyah Nastiti Anindita

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru