email : [email protected]

23.8 C
Jambi City
Selasa, Mei 7, 2024
- Advertisement -

Ragam Keunggulan P4S Saiyo Sakato Dalam Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian

Populer

Lima Puluh Kota, Oerban.com – Pada bulan Maret tahun 2021 yang lalu, P4S Saiyo Sakato ditetapkan sebagai P4S kelas Madya oleh Bapeltan Jambi. P4S Saiyo Sakato yang diketuai oleh Nelia Irawati ini terletak di Desa Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

P4S Saiyo Sakato memiliki lahan usaha tani dengan total luas lahan 14 hektar yang terdiri dari lahan perkebunan 10 hektar, lahan pekarangan 0,5 hektar, lahan sawah 2 hektar, dan kebun hortikultura 1,5 hektar. Dari total luas lahan tersebut, 2 hektar diantaranya ditanami tanaman padi, 2 hektar ditanami jagung, 1 hektar ditanami cabe dan 0,5 hektar ditanami cabe merah.

Tempat belajar P4S Karya Tani sampai saat ini menggunakan pondok pertemuan seluas 60 m2 yang bisa menampung 50 orang serta saung kelompok dengan luas 50 m2 yang bisa menampung 40 orang. Selain itu juga tersedia klinik PHT seluas 12 m2 yang juga menyediakan peralatan peralatan klinik.

Salah satu keunggulan P4S Karya Tani adalah memiliki alat mesin pertanian yang cukup lengkap sebagai sarana praktek, diantaranya hand tractor 2 unit, cultivator, corn sheiller mobile, bentor, chooper, alat tanam jagung, serta mesin potong rumput sebanyak 4 unit. P4S Saiyo Sakato juga pernah mendapatkan penghargaan diantaranya sebagai petani berprestasi oleh Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, Sebagai Agen Hayati oleh BPTPH Sumatera Barat serta ditunjuk sebagai Penyelenggara Jambore Nasional oleh Kementerian Pertanian.

Untuk kompetensi pengelola P4S, Nelia Irawati sendiri pernah mengikuti pelatihan pelatihan yang sangat kompeten dibidangnya, diantaranya yaitu pelatihan kelembagaan pelaku utama bidang pertanian, perikanan dan kehutanan yang diselengarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2014, Pelatihan penanganan dampak perubahan iklim oleh Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat pada tahun 2019, Pelatihan Sosialisasi Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim oleh Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat pada tahun 2018, Temu Teknis Penyuluh Pertanian Swadaya oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2020, Pelatihan Klinik PHT oleh Laboratorium Bukittinggi pada tahun 2020, serta Peserta SL Iklim oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2020

Baca juga  Tak Surut Semangat, Petani Muda Asal Pidie Aceh Semangat Tanam Cabai

Nelia menjelaskan ada berbagai macam pelatihan dan permagangan yang coba ditawarkan oleh P4S Saiyo Sakato dengan fasilitator dan narasumber juga sangat kompeten dibidangnya.

“Kami mencoba manawarkan kepada khalayak ramai dengan jenis pelatihan dan permagangan yang sangat menarik diantaranya proses pembuatan pupuk organik, pembuatan ramuan dan pestisida nabati, pembuatan pupuk organik cair, pengolahan lahan, cara budidaya tanaman, serta aplikasinya langsung di lapangan. Sedangkan untuk fasilitator berasal dari pengelola P4S sendiri yang dibantu narasumber lain seperti dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Lareh Sago Halaban dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lima Puluh Kota, kata Nelia.

Melihat dari berbagai keunggulan yang dimiliki oleh P4S Saiyo Sakato, tidak salah kalau P4S ini diklasifikasikan langsung menjadi P4S Madya. Dengan adanya sinergi antara P4S Saiyo Sakato dan Bapeltan Jambi, diharapkan lahir sumber daya manusia pertanian seperti petani petani milenial dan wirausaha pertanian yang sukses dan terlatih di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Seperti yang pernah disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengharapakan sistem P4S dapat direplikasi ke seluruh wilayah Indonesia.P4S sebagai sebagai sebuah pusat pembelajaran bagi petani harus mampu terus menerus berkreatifitas untuk peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi. Sehingga muncul banyak pemuda tani atau petani millenial yang kreatif dan inovatif lainnya dalam mengembangkan usaha di sektor pertanian, kata Dedi.

Penulis: Wahyudi Narullova

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru