Oleh: Muthia Arahmah
“Tak ada waktu untuk menunda jika engkau memang telah siap, maka apalagikah alasan yang bisa engkau berikan untuk memaafkan dirimu sendiri? Bukankah jika engkau miskin, Allah berjanji akan memberi kecukupan padamu?”
Tentu dalam sebuah pernikahan, harus ada tahap dan prosedur yang harus kita jalani terlebih dahulu, karena Menikah adalah ibadah yang terlama, tentunya akan ada gelombang disertai pahit manis dilakukan sama-sama.
Menikah itu tidak semudah membalikan telapak tangan, tidak semudah semulus jalan, dan tidak semudah mengalirnya air yang lancar. Dimana akan ada jalan tak semulus dibayangkan, pasti ada duri bercerceran. Maka dari itu akan ada waktu yang menjawabkan “Saatnya untuk Menikah” dan ada hari-hari sebelumnya untuk mengetahui beberapa hal yang perlu diketahui sebelum pernikahan.
Bekal ilmu
Kita- termasuk yang menulis ini- pada umumnya kurang sekali membekali diri dengan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam berumah tangga, padahal ada kewajiban-kewajiban maupun kebajikan-kebajikan dalam pernikahan yang menuntut kita untuk memiliki ilmunya sehingga kita bisa melaksanakan dengan baik dan tidak menyimpang.
Mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada istri mengingatkan dan menasihati istri, mendampingi suami, melayani suami, dan sebagainya butuh imu. Ilmu yang berkenaan dengan apa yang kita lakukan serta ilmu tentang bagaimana melakukan. Karena ilmu adalah hal yang terpenting sebelum melakukan sebuah pernikahan
Kemampuan Memenuhi Tanggung Jawab.
Banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang sudah menikah sehingga kadang membuat sebagaian orang takut memasukinya. Suami berkewajiban memberi pakaian kepada istrinya bila dia berpakaian, memberi makan bila dia makan, dan menyediakan tempat tinggal sesuai dengan kadar kesanggupannya. Kemampuan memenuhi tanggung jawab adalah hal yang wajib yang harus dipenuhi baik suami maupun istri.
