email : [email protected]

24.1 C
Jambi City
Senin, April 29, 2024
- Advertisement -

SAATNYA MENIKAH

Populer

Persiapan Menerima Anak
(saya perlu memperingatkan perakara ini justru agar tidak ada ketakutan dihati para orangtua maupun saudara-saudara kita yang baru tergerak hatinya kepada islam untuk melangsungkan pernikahan; ketakutan yang hanya karena melihat contoh-contoh yang tidak tepat dari pernikahan saudara-saudara kita yang bermasalah, yang disebabkan ketidaksiapan mereka dalam ilmu, tanggung jawab maupun agama.

Kesiapan Psikis
Ada sebuah fenomena menarik, bangkitnya kesadaran betagama yang ditandai dengan maraknya aktivitas di berbagai halaqah diniyyah, telah mendorong saudara-saudara kita untuk sedapat mungkin melaksanakan seruan-seruan Allah dan Rasul-Nya. Salah satu seruan itu adalah melangsungkan pernikahan, sebab menikah berarti menyempurnakan separo agama kita. Dengan pernikahan, in syaa Allah kita lebih terjaga dari melakukan hal-hal yang sia-sia dikarenakan luapan gharizah (basic instinc) kita melalui pernikahan, in syaa Allah kita terbentengi dalam perbuatan yang diharamkan Allah lantaran ketiadaan sarana untuk menyalurkan yang halal.
“Betapa banyak yang mendambakan istri seperti Khadijah, tetapi tidak mau menikah dengan orang yang usianya sedikit saja diatasnya. Betapa banyak yang merindukan kemesraan seperti Rasulullah dengan Aisyah yang sampai-sampai berlomba lari atau saling minum dari satu gelas yang sama. Tetapi melupakan bahwa Nabi adakalanya harus mengganjal perutnya dengan batu karena dua hari tidak menemukan makanan.
Cara berpikir kekanak-kanakan semacam itu berpengaruh terhadap cara mereka mempersepsikan apa yang mereka dapatkan dalam rumah tangga mereka. Mereka tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi suasana rumah tangga sehingga begitu memasukinya, banyak keluh kesah yang terucap dan kekesalan yang terlontarkan. Ini bukan karena mereka menikah usia muda, tetapi karena kesiapan psikis mereka yang belum tertata saat memasukinya.

Kesiapan Ruhiyah
Sebenarnya, hanya dengan berbekal kesiapan ruhiyah, telah cukup bagi kita untuk memasuki jenjang pernikahan. Jika seseorang benar-bemar bagus agamanya, hatinya kan halus sehingga mudah menerima peringatan dan nasihat. Ia akan mudah tersentuh oleh kebaikan-kebaikan serta anjuran-anjuran agama. In syaa Allah, ia jyga akan mudah berterima kasih di atas setiap kebaikan yang diterimanya sekecil apapun nilainya karena Rasulullah telah mengingatkan dalam hadist
“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak pandai berterima kasih kepada manusia”. (HR Ahmad).
Sekalipun bekal imu masih sangat kurang, jika memiliki kesiapan ruhiyah yang benar-benar matang, itu telah mencukupi.
“orang yang memiliki kesiapan boleh jadi telah sangat matang ilmunya. Bisa juga tidak. Demikian pula orang yang masih berat hatinya menerima petunjuk sehingga cenderung kepada ra’yuh-nya. Boleh jadi Karena tidak adanya ilmu agama yang matang pada dirinya. Boleh jadi telah banyak pengetahuannya tentang ilmu agama. Bukankah sering kita saksikan orang-orang yang ragu dalam mengambil keputusan justru mereka yang telah memiliki keluasan pengetahuan dan kedalaman ilmu yang meyakinkan? Mereka tahu. Tetapi tidak yakin mampu melaksanakannya atau bahkan yakin tidak mampu, sementara terhadap pertolongan Tuhannya masih saja ragu.”
Sungguh, sekiranya seorang pemuda yang telah memiliki kesiapan ruhiyah datang meminang, ia lebih utama untuk didhaulukan sekalipun belum memiliki cukup ilmu maupun bekal ma’isyah. Sebab orang yang bagus kesiapan ruhiyahnya dapat mengarahkan dirinya untuk belajar apa yang ia belum memiliki ilmunya, berhati-hati dalam bertindak, serta menaati orang-orang yang berakal, yakni orang yang mengambil keputusan dengan berpijak pada ilmu.

Baca juga  Survei Nasional Australia, Perempuan Berpikir Pernikahan Sudah Ketinggalan Zaman

Banyak diantara kita yang meluap-luap semangatnya untuk menikah, tetapi lupa menyiapkan bekal yang harus dibawanya setelah menikah. Demikian pula sebaliknya, bamyak yang hampir tidak kuat menahan gejolak rindu yang mencekam, tetapi tidak berani melangkahkan kakikanya untuk meminang.

Beberapa sumber buku “Saatnya untuk Menikah”

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru