email : [email protected]

25 C
Jambi City
Sunday, November 24, 2024
- Advertisement -

Serba-Serbi Active Listening (Bagian 4-3): Trik-trik Mendengarkan dengan Penuh Perhatian dan Fokus

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Sahabat, pada artikel sebelumnya yang dapat Sahabat baca di sini (Serba-Serbi Active Listening (Bagian 4-1): Trik-trik Mendengarkan dengan Penuh Perhatian dan Fokus) dan (Serba-Serbi Active Listening (Bagian 4-2): Trik-trik Mendengarkan dengan Penuh Perhatian dan Fokus), kita telah mengetahui empat cara yang harus kita lakukan untuk dapat mendengarkan dengan penuh perhatian dan fokus. Pada artikel kali ini, kita akan membahas hal-hal apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan saat mendengarkan orang lain.

Yang namanya mendengar secara aktif, kita harus mendengarkan dengan penuh perhatian serta melibatkan fokus dan konsentrasi yang penuh. Hal ini dilakukan agar orang yang bercerita dapat merasa didengar dan dihargai, serta kita pun dapat mengetahui pesan apa yang disampaikan oleh orang yang bercerita, sehingga kita dapat memahami apa yang ia butuhkan dan memberikan bantuan yang diperlukan semampu kita.

DON’T (YANG TIDAK BOLEH SAHABAT LAKUKAN KETIKA MENDENGARKAN ORANG LAIN)

Terdistraksi pada hal lain, seperti bermain gawai, mata ‘jelalatan’ ke arah lain, dan sebagainya. Memang ada orang yang harus multitasking untuk mendengarkan dengan baik (tidak bisa fokus pada satu stimulus saja), namun tetap usahakan untuk fokus tanpa terdistraksi pada apapun. Karena apabila kita mudah terdistraksi, lawan bicara akan merasa tidak didengarkan dan membuat lawan bicara merasa tidak nyaman. Selain itu, hal tersebut akan memengaruhi trust atau rasa percaya mereka untuk bercerita pada kita. Lawan bicara kerap kali akan merasa berbicara sendirian atau merasa dirinya tidak penting untuk didengarkan.

Menunjukkan bahasa tubuh yang membuat lawan bicara merasa tidak didengarkan dan tidak dihargai dengan baik, contohnya posisi tubuh tidak menghadap lawan bicara, tidak menatap mata lawan bicara, arah mata ke mana-mana dan tidak fokus, tidak menunjukkan ekspresi wajah yang antusias, melihat jam tangan, mengetuk-ngetukkan jari di meja, menunduk, dan sebagainya. Bahasa tubuh dapat menjadi penilaian bagi lawan bicara apakah kita mendengarkan mereka dengan baik atau tidak.

Baca juga  Serba-Serbi Active Listening (Bagian 2): Seni Active Listening yang Sesungguhnya

Memotong atau menyela pembicaraan. Dalam mendengarkan orang lain, sangat fatal jika kita memotong atau menginterupsi pembicaraan orang lain. Hal itu akan membuat kita terkesan mendominasi percakapan dan dapat membuat lawan bicara tidak fokus dalam bercerita. Selain itu, hal tersebut akan membuat lawan bicara merasa tidak dihargai dan tidak didengarkan.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru