email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

SUKUN GORENG IBU MENTERI

Populer

Jambi, Oerban.com – “Ayahmu Menteri Keuangan Icah,” Lily menyeka matanya yang basah. “Ayah mengurusi uang negara, tapi tidak punya uang untuk membeli kain gurita bagi adikmu Khalid yang baru lahir. Kalau ibu tak alami langsung kejadian itu, ibu pasti bilang itu khayalan pengarang. Tapi ini nyata, Ayahmu sama sekali tak tergoda memakai uang negara meski hanya untuk membeli kain gurita,”.

Penggalan frasa diatas adalah kisah nyata seorang menteri keuangan Indonesia yang tidak mempunyai uang untuk membelikan kain gurita bagi anaknya yang baru lahir. Dialah Syafruddin Prawiranegara yang sempat memimpin Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Kisah nyata itu tertuang dalam buku Presiden Prawiranegara (Kisah 207 hari Syafruddin Prawiranegara memimpin Indonesia). Kisah itu berlangsung antara 1948-1949 dimana Belanda kembali ingin menjajah Indonesia yang baru berumur tiga tahun pasca kemerdekaan.

Selama bergerilya, Kuding (panggilan Syafruddin Prawiranegara) tentu tidak pernah menghubungi istrinya, apalagi memberi nafkah untuk menghidupi keluarga. Sebab zaman awal kemerdekaan, sudah barang tentu serba terbatas, termasuk alat komunikasi.

Tidak seperti sekarang, hampir tiap detik bisa berkomunikasi dengan siapapun dan kapanpun bahwa secara virtual tatap muka.

Sukun Goreng Ibu Menteri
Beberapa hari setelah kepergian Kuding, Icah masih belum mendengar kabar ayahnya, setiap kali ia menanyakan soal itu pada ibunya, Lily hanya menggeleng dan berkata pendek bahwa belum ada berita lagi tentang ayahnya.

Jika pada siang hari, ketidakhadiran seorang ayah tidak terlalu berakibat banyak pada Icah, karena gadis kecil itu bisa sibuk main. Namun jika malam mulai datang, ceritanya pasti menjadi lain.

Suatu hari, Lily kehabisan stok makanan dirumahnya, akhirnya ia pergi kepasar untuk membeli sukun dalam jumlah banyak. Melihat hal itu, Icah bertanya “Kenapa ibu membeli buah sukun sebanyak ini? apakah kita akan mengadakan pesta,” tanya Icah.

Baca juga  Pergerakan Pemuda Indonesia di Belanda

“Bukan, ibu mau jualan sukun agar dapat membelikan susu buat adikmu Khalid,” ujar Lily sambil membelai anaknya.

Kisah-kisah seperti diatas sangat banyak dialami oleh para pendiri bangsa Indonesia, sebagai bahan renungan dan instropeksi ditengah makin gelapnya dunia dan harta benda.

Sumber : Buku Presiden Prawiranegara
Penulis : Tim Redaksi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru