email : [email protected]

24.6 C
Jambi City
Senin, Mei 6, 2024
- Advertisement -

TURKI KEMBANGKAN SENJATA LAUT MEMATIKAN

Populer

Ankara, Oerban.com – Industri pertahanan Turki menutup tahun 2020 dengan prestasi membanggakan, karena hampir produksi mereka naik dan dilirik banyak negara. (28/12/2020)

Ketua Presidensi Industri Pertahanan (SSB) Ismail Demir pada Minggu (27/12) mengumumkan peluncuran Proyek Pengembangan Torpedo 324 milimeter untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Turki akan Torpedo Ringan (LWT).

Kepala SSB mengatakan torpedo akan dirancang dan diproduksi oleh kontraktor pertahanan Roketsan dengan nama proyek, Orka. Raksasa pertahanan Aselsan akan menjadi sub-kontraktor dalam proyek tersebut.

“Kami mengalami kegembiraan proyek baru di hari-hari terakhir tahun 2020,” kata Demir di Twitter saat dia membuat pengumuman.

Roketsan juga membagikan pernyataan di akun Twitter perusahaan, Proyek Orka diluncurkan di bawah kepemimpinan SSB, untuk memastikan keamanan “Tanah Air Biru”, wilayah yang merupakan bagian dari klaim teritorial Ankara di Mediterania Timur.

Proyek ini akan menghilangkan ketergantungan eksternal Turki pada torpedo dan LWT pada khususnya. Torpedo yang dikembangkan secara lokal dapat menggantikan MK46 buatan AS, torpedo perang anti-kapal selam ringan, dan MK54 LWT.

Orka akan mendukung platform yang berbeda, termasuk helikopter dan pesawat patroli angkatan laut pada awalnya, dan kendaraan udara tak berawak (UAV) di masa depan.

Selain mengembangkan torpedo, industri pertahanan Turki juga memperkenalkan kapal perang tanpa awak.

Kapal perang tanpa awak pertama yang dibuat di dalam negeri dipamerkan Turki. Perusahaan pembuat kapal Ares Shipyard menyebut kapal canggih itu dengan nama SIDA. CEO Ares Shipyard Utku Alanc mengatakan kapal itu akan mulai berlayar akhir bulan ini.

“Kemudian pada bulan Maret, uji tembak akan dilakukan dengan rudal kendali yang diproduksi pembuat roket Turki Roketsan,” ungkap Alanc kepada Anadolu Agency.

Baca juga  Indeks Harga Produsen di Turki Melonjak Sekitar 15,3% pada Bulan Juli

SIDA merupakan kapal pertama dalam seri kapal tak berawak ULAQ Ares dan Meteksan. Kapal itu menawarkan daya jelajah 400 kilometer dan kecepatan maksimum 65 km per jam, serta komunikasi terenkripsi, serta kemampuan penglihatan siang dan malam.

“Kapal itu dirancang untuk dikerahkan di Laut Aegea dan Mediterania,” papar Alanc, seraya menambahkan kapal itu juga dapat dikerahkan dalam misi pengumpulan intelijen.

Wakil Presiden Meteksan Defense Erdal Torun mengatakan kapal itu juga menampilkan sistem komando dan kontrol yang memungkinkan semua gerakannya dikendalikan dan dikelola dari jarak jauh.

“SIDA diproduksi agar tahan terhadap peperangan elektronik. Platform ini juga akan dilengkapi dengan sistem anti-GPS jamming,” ujar dia.

Roketsan didirikan pada 1988 untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi roket dan rudal.

Prototipe kapal permukaan tak berawak lapis baja (AUSV) pertama Turki, yang dikembangkan oleh Ares Shipyard bekerja sama dengan Meteksan Defense Industry Inc. yang berbasis di Ankara, telah selesai, dikutip dari Anadolu Agency (AA).

Produk laut tak berawak otonom yang dikendalikan dari jarak jauh dirancang sebagai mesin canggih dengan kecerdasan buatan (AI). Ini akan diluncurkan ke laut pada akhir bulan ini. Sementara itu, uji tembak sistem persenjataan kendaraan akan dilakukan dengan peluru kendali yang juga dikembangkan di dalam negeri oleh perusahaan pertahanan lokal Roketsan.

AUSV, produk pertama dari seri ULAQ, diresmikan pada bulan Oktober pada konferensi pers di ibu kota Ankara, dan prototipe tersebut dijadwalkan selesai pada bulan Desember.

Produk tersebut merupakan hasil dari kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) selama tiga tahun oleh kedua perusahaan. AUSV akan memiliki jangkauan jelajah 400 kilometer (249 mil), kecepatan 65 kilometer per jam (40,3 mil per jam), kemampuan penglihatan siang dan malam dan infrastruktur komunikasi terenkripsi nasional.

Baca juga  Turki Menandatangani Kesepakatan Ekspor Gas Alam dengan Hongaria

AUSV diharapkan memberikan keunggulan strategis untuk tugas-tugas di laut di wilayah maritim di sekitar Turki, yang secara lokal dijuluki “Tanah Air Biru”, termasuk Laut Aegea dan Mediterania Timur. Itu dapat diperintahkan dari kendaraan bergerak dan platform terapung seperti kapal induk dan fregat di samping pusat komando markas di darat.

Manajer Umum Ares Shipyard Utku Alanç mengatakan kepada AA Selasa bahwa mereka bertujuan untuk mengoperasikan kendaraan tersebut di Laut Aegea dan Laut Mediterania. Dia mengatakan, kapal tersebut dapat dengan mudah membantu masalah perairan teritorial di Laut Aegea atau krisis serupa yang sering dialami karena sangat tidak mungkin terlihat oleh pasukan musuh karena tanda radarnya.

Ketegangan di laut Mediterania membuat Turki memperkuat sistem persenjataannya dengan mengembangkan berbagai jenis senjata tanpa awak dan rudal jelajah jarak jauh.

Erdogan menyatakan kalau 2023 Turki mandiri dari industri persenjataannya.

Penulis : Tim Redaksi

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru