Muaro Jambi, Oerban.com – Desa Rengas Bandung dan Desa Simpang Limo, Kabupaten Muaro Jambi, terancam mengalami gagal panen (puso). Debit air yang tak kunjung surut menyebabkan kegagalan panen bagi petani di sekitar Simpang Limo, yang luas lahannya sekitar 60 hektare. Sementara itu, di Rengas Bandung sendiri, hampir 150 hektare lahan terendam banjir.
Para petani sangat merasa dirugikan dan terpukul akibat faktor alam yang tidak dapat dikendalikan. Sementara itu, para petani yang mengalami banjir akibat naiknya debit air juga mengalami kegagalan panen. Marzuki, Ketua Kelompok Tani Mandiri Desa Rengas Bandung, merasa sangat prihatin karena mengalami kerugian yang besar.
Dari Kelompok Mekar Indah yang luas lahannya mencapai 28 hektare, hanya 1 hektare yang bisa dipanen, dan itu pun terpaksa dipanen lebih cepat. Hal ini diungkapkan oleh Pak Sumaryono selaku ketua kelompok. Panen 1 hektare tersebut hanya sebagai pengobat kerugian, karena faktor alam yang tidak dapat dikendalikan ini membuat para petani mengalami kerugian yang sangat besar, mulai dari modal hingga tenaga yang dikeluarkan, semuanya sia-sia belaka.
Dalam kunjungan yang dilakukan, Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto, menyampaikan bahwa banjir ini menyebabkan kegagalan panen. Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Sugeng Mulyono, juga menyampaikan bahwa petani tidak boleh menyerah dan harus terus berjuang untuk menuju swasembada pangan. Bukan hanya di Kabupaten Muaro Jambi, hampir semua kabupaten terdampak banjir, termasuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kelompok Tani Sumber Rezeki di Tanjung Jabung Barat juga terdampak sangat parah. Lahan pertanian seluas kurang lebih 60 hektare ikut menjadi korban banjir, tepatnya di Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Para petani tidak dapat memanen padi karena sawah mereka kebanjiran. (*)
Editor: Ainun Afifah