Jakarta, Oerban.com – Aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI terus berlanjut di berbagai daerah. Di Kota Malang, Jawa Timur, unjuk rasa yang digelar mahasiswa dan kelompok suporter Arema, Aremania, berujung ricuh. Massa membakar Gedung DPRD Kota Malang sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah.
Demonstrasi ini disebut sebagai eskalasi dari kekecewaan mahasiswa terhadap tindakan represif aparat dalam aksi sebelumnya.
Selain itu, faktor ekonomi yang memburuk serta berbagai persoalan politik nasional turut menjadi pemicu meningkatnya kemarahan massa.
“Mahasiswa tidak hanya menolak RUU TNI, tetapi juga menyoroti berbagai masalah demokrasi, seperti dinasti politik yaitu menuntut Jokowi diadili dan dugaan penyalahgunaan kekuasaan,” kata pengamat politik Rocky Gerung saat menyampaikan pandangannya dalam sebuah diskusi yang disiarkan di kanal YouTube-nya, pada Senin (24/3/2025)
Selain di Malang, aksi serupa juga terjadi di sejumlah daerah seperti Surabaya, Manado, dan Makassar. Gelombang protes diperkirakan masih akan berlanjut setelah libur Lebaran, dengan tuntutan utama agar pemerintah memberikan kejelasan mengenai kebijakan yang dinilai merugikan demokrasi.
“Setelah libur Lebaran, para mahasiswa akan menggelar konsolidasi dan turun ke jalan. Pemikiran mereka tetap sama: menuntut pertanggungjawaban Jokowi dengan mendesak pemeriksaan atas berbagai laporan yang pernah diajukan oleh mahasiswa, termasuk dugaan gratifikasi, pencucian uang, ijazah palsu, serta berbagai bentuk manipulasi untuk meloloskan putranya. Semua ini masih menjadi perhatian dan bayangan di benak mahasiswa,” tutup Rocky.
Editor: Ainun Afifah