Jambi, Oerban.com – Mitos atau biasa dikenal dengan mite merupakan cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Dalam kebudayaan masyarakat sering kita jumpai cerita-cerita mitos. Perkembangan nya diturunkan dari mulut ke mulut atau turun-menurun. Sebenarnya, jika kita telisik lebih dalam, ada nilai-nilai pembelajaran yang terkandung di dalam nya. Mitos meskipun tidak bisa dicapai dengan nalar akal, namun dapat dikaji maksud dan tujuan nya. Mitos juga biasa nya dipakai oleh para orang tua untuk menasehati anak-anak mereka agar tidak melakukan akhlak tercela.
Pada era milenial saat ini, anak-anak cenderung tidak lagi percaya dengan hal-hal demikian. Padahal cerita-cerita mitos khusus nya dapat dijadikan salah satu kekayaan budaya. Jika tidak segera diinventariskan, dikhawatirkan generasi mendatang tidak akan tahu atau mengenal mitos yang pernah ada. Untuk hal tersebutlah, penulis melakukan wawancara dan mengumpulkan data-data tentang cerita mitos yang ada di tempat tinggal penulis sendiri tepatnya disekitar kelurahan Penyengat rendah kecamatan telanaipura Kota Jambi sebagai bentuk apresiasi dan inventaris pada mata kuliah sastra klasik yang pernah dipelajari. Data yang disampaikan dibawah ini didapatkan dari lingkungan sekitar penulis sehari-hari, Berikut hasilnya :
Larangan untuk anak gadis yang menyapu lantai tidak bersih
Orang-orang penyengat rendah pada umumnya, percaya bahwa seorang anak gadis yang pemalas dan ketika menyapu rumah dengan sembarangan (tidak bersih) adalah orang yang akan mendapatkan suami yang tidak jauh berbeda pemalas dengan dirinya sendiri. Selain itu, gadis itu juga akan mendapatkan suami jenggotan sama seperti sisa-sisa sampah yang tersisa ketika menyapu lantai. Suami nya kelak akan janggutan dan wajah nya tidak bersih.
Larangan duduk Besangu ruang
Duduk besangu ruang adalah duduk dengan posisi tubuh dengan tangan bertumpuh pada kedua kaki dan saling berkaitan. Jenis duduk semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh para gadis/ bujang yang merenung meratapi kehidupan nya. Seringkali para orang tua akan menegur dengan menyebutkan
“ jangan duduk besangu ruang, dak baek. Duduk dalam nerako macam tu “
Larangan memotong kuku pada malam hari
Kebiasaan memotong kuku di malam hari juga tak luput dari larangan para orang-orang tua, alasan nya itu tidak baik dan akan menyebabkan penyakit. Namun ketika ditanya penyakit apa yang akan timbul maka mereka enggan menyebutkan nya. Jika kita telisik lebih dalam, maka kenyataan nya adalah zaman dahulu belum ada penjepit kuku. Dulu masih menggunakan pisau silet untuk memotong kuku, sehingga wajar saja jika malam hari dilarang memotong kuku karena hal itu akan menyebabkan luka terlebih zaman dahulu juga listrik belum ada.
Larangan agar kaki tidak ngidal sewaktu berbaring telungkup
Ngidal dalam hal ini diartikan sebagai kegiatan mengangkat dua kaki keatas ketika sedang terlungkup (kegiatan ini sering dilakukan oleh pelajar ketika mengerjakan tugas) maka para tetua sering berkata “ dak baek ngidal, doai mak bapak awak mati”. Sungguh sebenarnya tidak ada kaitan antara kematian dengan posisi tubuh demikian. Namun, kepercayaan itu masih saja dipelihara. Saran hemat penulis ini merupakan cara para orang tua untuk memberikan pelajaran sopan-santun (karakter) pada seorang anak.
Larangan untuk perempuan hamil agar tidak memakai handuk yang dipintal diatas kepala
Kepada seorang perempuan hamil, sebenarnya banyak sekali pantangan selama mengandung. Salah satu nya adalah larangan memakai handul di kepala dengan cara dipintal, hal ini menurut mitos akan menyebabkan jabang bayi susah keluar ketika melahirkan kelak. Entah apa hubungan antara handuk dan kelahiran bayi namun, ini lah mitos yang ada.
Larangan agar tidak mencuci piring pada malam hari
Mitos selanjutnya adalah larangan mencuci piring di malam hari, menurut keterangan dan rumor yang sering di dengar jika kita mencuci piring di malam hari maka sisa-sisa nasi yang ada pada piring dan dibuang ke bawah akan membuat nasi-nasi tersebut sedih dan menangis. Hal ini sering di lakukan ketika musim panen tiba. Secara rasional tak mungkin hal itu terjadi, namun ini salah satu cara para petani untuk bersyukur karena hasil panen yang ada dan takut nasi tersebut terbuang sia-sia karena ayam belum bangun di malam hari.
Anjuran untuk menyisipkan barang-barang tajam di dinding ketika angin ribut
Ada mitos yang digunakan oleh masyarakat penyengat rendah ketika angin rib ut. Hal itu karena ada kepercayaan bahwa jika menyisipkan barang tajam seperti parang maka angin tersebut akan berbalik arah sehingga rumah tidak jadi dirusakkan oleh angin tersebut.
Larangan memegang piring dengan satu tangan ketika makan
Larangan memegang piring dengan satu tangan juga merupakan mitos yang berkembang di masyarakat penyengat rendah. Hal ini karena menurut mereka ini menunjukkan sikap sombong. Meski sebenarnya, pesan yang terkandung di dalam nya adalah takut jika piring yang dipegang dengan satu tangan akan mudah terjatuh dan disenggol oleh orang lain.
Larangan agar anak-anak tidak keluar rumah pada tengah hari dan sewaktu maghrib
Larangan keluar rumah pada tengah hari atau sekitar jam 12.00 – 13.00 WIB serta pada waktu maghrib pada rentang waktu 18.00 – 19.00 WIB ini beralaskan bahwa pada waktu tersebut rawan, banyak makhluk ghaib yang keluar sehingga anak-anak dilarang keluar pada waktu tersebut. Sebenarnya, jam-jam tersebut anak-anak tidak boleh keluar dikarenakan itu adalah waktu-waktu yang digunakan untuk beribadah dan saat berkumpulnya keluarga.
Cegukan pertanda akan bertambah gemuk
Cegukan diartikan sebagai bunyi-bunyi yang keluar dari kerongkongan yang tidak kita duga, hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya minum setelah kita banyak memasukkan makanan dalam tubuh. Mitos nya jika kita cegukan berarti kita akan bertambah gendut, padahal tidak selamanya orang yang cegukan tersebut akan bertambah gendut.
Kepunanan akan menyebabkan kecelakaan sampai kematian
Kepunanan adalah kondisi dimana kita membicarakan tentang makanan padahal kita sedang berada dalam perjalanan atau kita mengucapkan keinginan kita untuk makan jenis makanan tertentu. Mitos yang berkembang adalah hal tersebut akan membuat kita kepunanan yang akhirnya akan mengantarkan kita pada kecelakaan atau kematian. Padahal sebenarnya kepunanan bukanlah pemicu utama melainkan kondisi kita yang tidak konsentrasi sehingga ketika sedang berkendara bisa membuat kita melakukan kesalahan.
Sungai Batang Hari meminta tumbal setiap tahun
Sungai Batang Hari sebagai sungai yang terpanjang di provinsi jambi juga memiliki cerita yang panjang. Salah satu diantaranya adalah mitos yang berkembang dimasyarakat. Masyarakat penyengat rendah khusus nya percaya bahwa setiap tahun sungai ini selalu meminta tumbal, kadang berupa seorang gadis, kadang seorang bujangan dan kadang kala anak-anak. Terlepas dari benar tidak nya, menurut catatan memang sungai Batang Hari selalu memakan korban dan kebanyakan korban yang ada mereka bukan orang asli penyengat rendah (pendatang) konon, antu aek yang mendiami sungai Batang Hari merupakan orang pendatang pula.
Dilarang tidur pagi hari
Mitos nya adalah orang tersebut akan terkena penyakit angin duduk atau kebas, meski sebenarnya hal itu berisi nasihat agar seseorang tidak bermalas-malasan.
Anjuran rumah dibuat bertiang dan berkelok
Mitos nya adalah agar rumah tersebut selamat dan banyak rezeki nya.
Anjuran mengucapkan sesuatu setelah bersendawa
Ada mitos yang mengajurkan bahwa setelah bersendawa kita harus mengucapkan sesuatu setidak nya” alhamduillah “atau masyarakat penyengat rendah mengucapkan “Alhamdulillah perut kenyang rezeki murah”
Penggunaan kundur untuk menjaga seorang ibu hamil
Buah kundur masuk kedalam syarat wajib jika seorang sedang mengandung, hal itu karena kundur dianggap satu-satu nya tanaman mujarab penangkal “sinde” yakni hantu yang tugasnya menggagalkan kehamilan seorang perempuan.
Kencur, jelingo, bangle sebagai syarat untuk melahirkan
Masyarakat penyengat rendah umumnya percaya bahwa banyak hal yang harus disiapkan ketika seorang perempuan tengah hamil, salah satun nya adalah tanaman kencur, jelingo dan bangle hal ini menurut mitos adalah penangkal halhal buruk dalam kehamilan dan akan menjadi obat ketika bayi nya lahir.
Jangan ke hutan pada tengah hari (pukul 12.00)
Mitos nya adalah orang tersebut akan keteguran. Keteguran disini maksudnya adalah orang tersebut akan dirasuki mahluk halus yang nanti akan bermuara pada suatu sakit yang sulit disembuhkan.
Larangan ibu hamil untuk bermalas-malasan
Mitos nya yaitu akan sulit dalam proses melahirkan.
Adanya orang kebal di penyengat rendah
Mitos di penyengat selanjutnya adalah adanya orang kebal. Orang tersebut, konon merupakan keturunan kerajaan kesultanan jambi yang ikut dalam perjuangan mengusir penjajah di tanah pilih pesako betuah. Informasi tentang orang kebal ini masih bisa kita telusuri karena kabarnya orang yang bersangkutan masih hidup.
Tersedak berarti ada yang menyebutkan nama kita
Ada anggapan bahwa, ketika kita makan atau minum dan saat bersamaan kita tesrsedak maka menurut mitos hal itu terjadi karena ditempat lain ada yang sedang membicarakan kita.
Telinga berdenging sebelah kiri dan kanan
Telinga berdenging sebelah kanan artinya ada berita baik yang akan kita dengar dan sebaliknya jika telinga sebelah kiri yang berdengung itu berarti kita akan mendengar kabar buruk.
Berdasarkan data yang didapat, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat penyengat rendah masih memelihara mitos dalam keseharian nya. Mereka menggunakan mitos dengan maksud memberikan pembelajaran pada orang lain dan sebagai pengingat dalam kehidupan bermasyarakat. Apapun mitos nya selagi tidak bertentangan dengan syariat boleh-boleh saja kita percaya dengan catatan dampak yang diakibatkan pun akan menjadi lebih baik.
Penulis: Novita Sari
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini