Di senjata yang digunakannya dia menulis beberapa nama seperti Alexandre Bissonette dan Luca Traini. Bissonnette dijatuhi hukuman 40 tahun karena menembak enam orang tewas pada tahun 2017 menembak di sebuah masjid di Quebec. Sedangkan Traini, seorang pria Italia, menjalani hukuman 12 tahun penjara karena penembakan enam migran Afrika dalam serangan bermotif rasial pada Oktober 2018. Bisa jadi, Tarrant memiliki “jaringan pemikiran” (mungkin juga gerakan) dengan pengikut Bissonette dan Triani.(Reuters,15/03)
Tarrant juga menulis beberapa pemimpin militer dan merujuk pada pertempuran kuno seperti pertempuran Pengepungan Acre 1189, dan pertempuran Kekaisaran Ottoman termasuk perang 1863 di Wina dan perang 1877 di Shipka Pass. Dia juga menyebut Feliks Kazimierz Potocki, bangsawan dan pemimpin militer Polandia pada akhir 1600-an, Charles Martel, seorang pemimpin militer Prancis dari tahun 700-an. Di sini terlihat bahwa Tarrant hendak mencari justifikasi sejarah atas teror yang dia lakukan.
Teror Tarrant terinspirasi dari teror Stockholm pada 2017 yang salah satu korbannya adalah gadis 11 tahun Ebba Akerlund.. Dia juga memiliki kebencian bahwa kalangan Islam adalah penjajah. Maka, migrasi kalangan Islam di tanah Eropa dilihatnya sebagai ancaman.
Ada yang menyebut bahwa dia merupakan penganut ekofasisme, yaitu gerakan yang bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup, komunitasnya dan menentang kelompok lain yang dinilai mengancam masyarakat ideal yang mereka impikan. Dalam hal ini, kalangan Islam (imigran) dilihat sebagai ancaman. (Manifesto Tarrant, on twitter)
