Oleh: Khotib Trisilo, S.Pd.I
Oerban.com – Ramadan, bulan penuh berkah yang dinantikan oleh setiap muslim, kini hampir berakhir. Bagi mereka yang memanfaatkannya dengan baik, perpisahan ini terasa begitu menyedihkan. Namun, bagi yang lalai, ia mungkin berlalu tanpa meninggalkan bekas dalam jiwa. Pertanyaannya, apakah kita bersedih karena Ramadan akan pergi? Ataukah justru kita biasa saja?
Ramadan: Anugerah yang Harus Disyukuri
Bulan suci ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada umat-Nya. Dalam bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Amal ibadah dilipatgandakan, dosa-dosa diampuni, dan kesempatan untuk memperbaiki diri terbuka lebar. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Celakalah seseorang yang kedatangan bulan Ramadan, namun ia melewatinya tanpa mendapatkan ampunan.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadis ini menjadi peringatan bahwa tidak semua orang mampu memanfaatkan bulan Ramadan dengan baik. Mereka yang menyia-nyiakannya adalah orang yang benar-benar merugi.
Sudahkah Ramadan Mengubah Kita?
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengasah kesabaran, kejujuran, dan ketakwaan. Jika setelah sebulan penuh berpuasa kita masih mudah marah, masih sering berbohong, masih lalai dalam salat, atau masih senang bergunjing, maka kita perlu bertanya pada diri sendiri:
Apakah puasa kita benar-benar berhasil?
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari)
Artinya, masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri di hari-hari terakhir Ramadan ini. Jangan sampai kita menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan berharga ini.
Malam Kemuliaan yang Tak Boleh Dilewatkan
Salah satu rahmat terbesar dalam Ramadan adalah adanya Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT berfirman:
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3)
Malam ini adalah malam penuh ampunan, malam yang bisa menjadi titik balik kehidupan seseorang. Namun, apakah kita sudah bersungguh-sungguh mencarinya? Ataukah kita lebih sibuk dengan persiapan Lebaran daripada memperbanyak ibadah?
Saatnya Berpisah, Sudah Siapkah Kita?
Ramadan akan segera pergi. Hanya tersisa beberapa hari sebelum kita benar-benar berpisah dengannya. Jika kita telah mengisi bulan ini dengan kebaikan, maka pertahankan dan tingkatkan setelah Ramadan berlalu. Namun, jika kita masih lalai, masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan.
Jangan biarkan Ramadan berlalu tanpa makna. Jangan biarkan penyesalan menjadi tamu terakhir setelah ia pergi. Semoga Allah mempertemukan kita kembali dengan Ramadan di tahun yang akan datang, dalam keadaan yang lebih baik, lebih bertakwa, dan lebih siap untuk meraih keberkahannya.