email : oerban.com@gmail.com

23.8 C
Jambi City
Tuesday, February 11, 2025
- Advertisement -

Turki Mengecam Tawaran Tidak Manusiawi untuk Merelokasi Warga Gaza

Populer

Doha, Oerban.com — Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan rekannya dari Qatar di Doha pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan mengatakan bahwa mereka dengan tegas menentang pemindahan warga Palestina dari Gaza sebagaimana yang diusulkan oleh pemerintahan Trump dan menyebutnya sebagai pendekatan yang tidak manusiawi.

Fidan tiba di negara Teluk tersebut, yang merupakan mitra utama Ankara di kawasan, untuk kunjungan dua hari yang dimulai dengan pertemuannya dengan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Kunjungannya dilakukan sehari setelah Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Otoritas Palestina, dan Liga Arab mengeluarkan pernyataan bersama yang menolak rencana apa pun untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Beberapa hari setelah pelantikannya, Presiden AS, Donald Trump mengusulkan gagasan relokasi, dengan mengatakan bahwa ia akan meminta para pemimpin Yordania dan Mesir untuk menerima populasi Gaza yang sebagian besar kehilangan tempat tinggal untuk membersihkan kota itu setelah dimulainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Baca juga  Turki Perkenalkan Platform Baru Sistem Pertahanan Dunia

Ia mengatakan bahwa mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza dapat direlokasi sementara atau untuk jangka waktu lebih lama, menggemakan rencana serupa yang diajukan oleh beberapa pejabat Israel setelah dimulainya babak baru konflik Palestina-Israel pada tahun 2023.

Pernyataan dari negara-negara Arab tersebut memperingatkan bahwa rencana seperti itu mengancam stabilitas kawasan, berisiko memperluas konflik, dan merusak prospek perdamaian serta keberagaman di antara rakyatnya.

Fidan mengatakan bahwa Turki mendukung pernyataan bersama tersebut. “Kami dengan tegas menentang proyek pemindahan rakyat Palestina dari Gaza, pengusiran mereka, serta pemukiman kembali mereka di negara lain. Ini adalah usulan yang bertentangan dengan hukum kemanusiaan. Semua pihak harus menentangnya,” kata Fidan dalam konferensi persnya bersama Al Thani.

Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sissi menolak usulan Trump dalam konferensi pers pekan lalu, dengan mengatakan bahwa pemindahan warga Palestina tidak bisa ditoleransi atau diizinkan.

“Solusi dari masalah ini adalah solusi dua negara. Yakni pendirian negara Palestina. Solusinya bukanlah dengan mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka. Tidak,” ujarnya.

Baca juga  Mengejutkan Dunia: Trump Berencana Mengambil Alih Jalur Gaza

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi juga mengatakan bahwa negaranya menolak gagasan Trump dengan sikap yang tegas dan tak tergoyahkan.

Kantor El-Sissi mengatakan bahwa pemimpin Mesir itu menerima panggilan telepon dari Trump pada hari Sabtu. Pernyataan Mesir menggambarkan panggilan itu sebagai “positif” tetapi tidak menyebutkan usulan Trump.

El-Sissi menekankan pentingnya mencapai perdamaian permanen di kawasan, menambahkan bahwa komunitas internasional mengandalkan kemampuan Presiden Trump untuk mencapai perjanjian perdamaian yang permanen dan bersejarah di Timur Tengah, menurut pernyataan Mesir tersebut.

Mesir dan Yordania, bersama dengan Palestina, khawatir bahwa Israel tidak akan pernah mengizinkan mereka kembali ke Gaza setelah mereka pergi. Yordania sudah menampung lebih dari 2 juta warga Palestina. Mesir telah memperingatkan tentang dampak keamanan dari pemindahan besar-besaran warga Palestina ke Semenanjung Sinai Mesir, yang berbatasan dengan Gaza.

Baca juga  Kesepakatan Penting Turki Lancarkan Pengiriman 17 Juta Ton Biji-bijian Ukraina

Menteri luar negeri Turki juga membahas kemungkinan negaranya menerima warga Palestina yang dibebaskan oleh Israel. Ia mengatakan bahwa mereka dapat menerima beberapa tahanan.

“Presiden kami telah menyatakan bahwa kami siap menampung beberapa warga Palestina yang dibebaskan untuk mendukung kesepakatan tersebut. Turki, bersama dengan negara-negara lain, akan melakukan bagiannya dalam hal ini agar kesepakatan gencatan senjata tetap berlaku,” ujarnya.

Israel sebelumnya telah mengumumkan bahwa beberapa tahanan Palestina yang akan dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Jalur Gaza akan dideportasi untuk mengurangi risiko keamanan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa warga Palestina yang akan dibebaskan akan dikirim ke luar negeri atau ke Jalur Gaza. Daftar yang dikeluarkan sebelumnya oleh Kementerian Kehakiman Israel menunjukkan bahwa lebih dari 180 tahanan yang akan dibebaskan akan dideportasi ke luar negeri sebagai imbalan atas sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Baca juga  KHAWATIR CHINA, TRUMP VETO RUU PERTAHANAN

Perjanjian itu tidak menentukan negara mana yang akan menerima para tahanan yang dideportasi, tetapi media Israel, termasuk penyiar publik KAN, melaporkan bahwa tujuan deportasi mungkin termasuk Qatar atau Mesir.

Israel mengklaim bahwa deportasi bertujuan untuk meminimalkan risiko keamanan yang mungkin ditimbulkan oleh para tahanan jika mereka kembali ke Tepi Barat yang diduduki.

“Kami telah mendukung perjanjian gencatan senjata sejak awal. Salah satu syaratnya yang telah disepakati oleh para pihak adalah bahwa beberapa tahanan Palestina tidak akan tetap berada di wilayah Palestina setelah dibebaskan.

Kami telah melihat hal ini dalam kasus Gilad Shalit ketika kami diminta untuk menerima beberapa warga Palestina, dan kami setuju,” kata Fidan.

Baca juga  Klaim Turki Sebagai Negara Paling Menguntungkan, Alibaba akan Investasikan Lebih dari $1 Miliar

Prajurit Israel Gilad Shalit ditangkap oleh Hamas pada tahun 2006 dan dibebaskan pada tahun 2011 dengan upaya dari Turki yang menerima sekelompok tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel sebagai bagian dari pertukaran untuk Shalit.

Turki adalah pendukung kuat Hamas dan berulang kali mengecam genosida Israel di Gaza terhadap jutaan warga Palestina. Di sisi diplomatik, Turki telah bekerja untuk membangun gencatan senjata dan solusi yang berkelanjutan sejak Oktober 2023.

Turki juga mengirimkan sejumlah besar bantuan ke Jalur Gaza, meskipun pasokan tersebut sebagian besar gagal mencapai tujuannya akibat blokade Israel. Bantuan baru diperbolehkan masuk minggu ini setelah kesepakatan gencatan senjata.

Fidan mengatakan bahwa mereka telah mendirikan rumah sakit lapangan bergerak di kawasan tersebut dan siap menerima pasien dari Gaza.

Baca juga  Pejabat Rusia dan Amerika Lakukan Pertemuan Mendadak, Ada Apa?

Sementara itu, Al Thani mengatakan bahwa mereka siap memberikan dukungan apa pun untuk memastikan warga Palestina tetap tinggal di tanah mereka. Menekankan pentingnya gencatan senjata di Gaza, negaranya telah menjadi mediator dengan dukungan dari Turki.

Ia mengatakan bahwa tahap kedua dari kesepakatan itu harus segera dimulai. “Tidak ada solusi lain untuk krisis ini selain diakhirinya pendudukan dan pendirian Negara Palestina,” ujarnya.

Ia menyerukan kepada komunitas internasional untuk berupaya memastikan keberhasilan negosiasi gencatan senjata di Gaza.

Baca juga  Gas Alam Turki Jadi Solusi Atasi Krisis Gas di Eropa

Suriah, YPG

Hakan Fidan juga berbicara tentang keberadaan kelompok teroris PKK/YPG yang didukung AS di Suriah dan mengungkapkan harapan bahwa masalah ini dapat diselesaikan tanpa pertumpahan darah, sambil menegaskan bahwa Turki tidak akan menoleransi terorisme di negara tetangganya di selatan.

Ia menyatakan bahwa YPG, yang dianggap sebagai kelompok teroris, tidak dapat melawan Daesh. Fidan juga mengatakan bahwa Turki telah melakukan pembicaraan awal dengan Yordania, Irak, dan Suriah untuk langkah bersama melawan Daesh.

Selain itu, Fidan menyoroti pentingnya pemerintahan baru di Suriah dalam mengelola transisi politik secara inklusif dan demokratis, serta menekankan bahwa Turki dan Qatar sedang bekerja sama dalam berbagai proyek untuk mendukung stabilitas dan rekonstruksi di Suriah.

Sumber: Daily Sabah

Baca juga  TURKI LUNASI HUTANG SOMALIA KE IMF

Editor: Julisa

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru