Oleh: Renilda Pratiwi Yolandini
Oerban.com – Di tengah gempuran bisnis digital dan startup yang makin kompleks, saya menemukan inspirasi sederhana dari seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang berjualan jus buah dan es jeruk peras. Bukan di mal, bukan di kafe, tapi di teras rumahnya sendiri. Sederhana, tapi penuh pelajaran.
Namanya Riwa. Saya mengenalnya saat berkunjung ke salah satu pondok pesantren, dan melihat sendiri bagaimana usaha kecilnya tumbuh, perlahan tapi pasti. Yang menarik bukan cuma rasa jus buatannya yang segar, tapi semangat dan karakter wirausaha yang ia bangun dari hal-hal kecil.
Modal Kecil, Tekad Besar
Riwa memulai usahanya hanya dengan blender, jeruk beberapa kilo, es batu, dan plastik gelas. Tidak ada investor. Tapi yang ia miliki adalah konsistensi. Setiap hari, setiap pagi ia sudah menyiapkan bahan, mencuci buah, dan meracik minuman dengan penuh tanggung jawab.
“Kadang cuma laku tiga atau empat gelas. Tapi saya tetap jualan. Niatnya bukan cuma cari uang, tapi belajar,” katanya pada saya sambil tersenyum.
Kreatif, Mandiri, dan Percaya Diri
Saya sempat lihat kemasan jus buatannya. Jus ditutup dengan mesin press sehingga kualitas dan rasanya tetap terjaga. Saya kagum. Dari sini saya sadar, kreativitas dalam wirausaha bukan soal punya alat canggih, tapi kemauan untuk terus mencoba hal baru.
Yang lebih keren lagi, Riwa mengelola semua sendiri: produksi, promosi, sampai pengiriman. Ia bahkan berani promosi lewat media sosial meskipun awalnya merasa malu.
“Dulu nggak pede. Tapi lama-lama, saya merasa ini bagian dari proses. Kalau nggak dicoba, kapan majunya?”
Bukan Sekadar Jualan, Tapi Belajar Jadi Tangguh
Banyak anak muda ingin jadi pengusaha, tapi tidak semua siap menghadapi tantangan. Riwa adalah contoh bahwa wirausaha bukan soal ide besar, tapi tentang karakter kuat. Ia punya target sederhana: ingin punya gerai sendiri suatu hari nanti. Dan untuk itu, ia belajar setiap hari dari kesalahan, mencoba resep baru, membaca tren, dan berani mengambil risiko.
“Saya pernah rugi karena salah beli jeruk. Tapi saya anggap itu biaya belajar,” katanya.
Refleksi Saya: Siapa Bilang Usaha Harus Hebat Dulu?
Saya pulang hari itu sambil merenung. Kadang kita terlalu fokus pada hasil besar, padahal proses kecil pun bisa luar biasa. Usaha Riwa mengajarkan bahwa karakter seperti tanggung jawab, percaya diri, dan keberanian memulai lebih penting daripada modal besar.
Ia tidak menunggu kesempatan datang. Ia menciptakan kesempatan dari apa yang ia punya: satu blender, beberapa kilo jeruk, dan niat yang kuat.
Akhir Kata
Dari segelas jus buah dan es jeruk peras, saya belajar tentang arti menjadi entrepreneur sejati. Bukan soal seberapa besar usaha kita, tapi seberapa besar kita bertumbuh di dalamnya.
Hari ini mungkin cuma jualan kecil, tapi besok siapa tahu bisa punya brand besar. Dan yang terpenting, usaha seperti inilah yang membawa kita kembali pada makna wirausaha: kerja keras, mandiri, dan tidak pernah berhenti belajar.
“Mulailah dari yang kecil, lakukan dengan sepenuh hati, dan terus melangkah meski perlahan.”