email : [email protected]

28.5 C
Jambi City
Selasa, April 30, 2024
- Advertisement -

Afghanistan Tandatangani Kesepakatan Ekstraksi Minyak dengan Perusahaan Cina

Populer

Kabul, Oerban.com – Pemerintahan Afghanistan yang dipimpin Taliban telah menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan Cina untuk mengekstraksi minyak dari cekungan Amu Darya dan mengembangkan cadangan minyak di Provinsi Sar-e Pul di utara negara itu.

Kontrak tersebut ditandatangani pada hari Kamis oleh penjabat Menteri Pertambangan dan Perminyakan Sheikh Shahabuddin Delawar dan seorang pejabat Xinjiang Central Asia Petroleum and Gas Co (CAPEIC) dalam sebuah upacara yang diadakan di ibu kota Kabul.

Itu adalah kesepakatan ekstraksi komoditas publik besar pertama yang ditandatangani pemerintah Taliban dengan perusahaan asing sejak mengambil alih kekuasaan pada 2021.

Penjabat Wakil Perdana Menteri Mullah Abdul Ghani Baradar dan duta besar Cina untuk Afghanistan Wang Yu juga menyaksikan upacara penandatanganan tersebut, lapor Kantor Berita Bakhtar yang dikelola pemerintah.

“Baru-baru ini, beberapa proyek telah disetujui oleh Komisi Ekonomi, dan dengan usaha mereka, langkah fundamental akan diambil untuk kemakmuran negara dan kesejahteraan masyarakat,” kata Baradar sebagaimana dikutip kantor berita tersebut.

“Kami meminta perusahaan melanjutkan prosedur sesuai dengan standar internasional dan demi kepentingan terbaik masyarakat Sar-e Pul,” tambahnya.

Berbicara pada kesempatan itu, Delawar mengatakan di bawah kesepakatan itu perusahaan Cina akan mengekstraksi minyak dari area seluas 4.500 kilometer persegi (1.737 mil persegi) secara kolektif di provinsi Sar-e Pul, Jawzjan, dan Faryab utara.

“Lebih dari 3.000 orang lokal akan mendapatkan pekerjaan di proyek ini,” katanya.

Utusan Cina menyebut kesepakatan itu penting untuk pertumbuhan ekonomi negara yang dilanda perang dan langkah positif menuju hubungan dekat antara Kabul dan Beijing.

“Kontrak minyak Amu Darya adalah proyek penting antara China dan Afghanistan,” kata Wang Yu.

CAPEIC akan menginvestasikan $150 juta setahun di Afghanistan di bawah kontrak, juru bicara pemerintahan yang dikelola Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan di Twitter.

Baca juga  Partai AK Turki Kritik Janji Oposisi, Sebut akan Jadi Boomerang

Investasinya akan meningkat menjadi $540 juta dalam tiga tahun untuk kontrak 25 tahun, katanya.

Pemerintahan yang dikelola Taliban akan memiliki kemitraan 20 persen dalam proyek tersebut, yang dapat ditingkatkan menjadi 75 persen, tambahnya.

Perusahaan milik negara Cina National Petroleum Corp (CNPC) menandatangani kontrak dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya yang didukung Amerika Serikat pada tahun 2012 untuk mengekstraksi minyak di cekungan Amu Darya di provinsi utara Faryab dan Sar-e Pul.

Saat itu, hingga 87 juta barel minyak mentah diperkirakan berada di Amu Darya. Delawar mengatakan syarat kesepakatan itu adalah minyak diproses di Afghanistan.

Baradar mengatakan pada konferensi pers hari Kamis bahwa perusahaan Cina lainnya, yang tidak disebutkan namanya, menghentikan ekstraksi setelah jatuhnya pemerintahan sebelumnya sehingga kesepakatan dengan CAPEIC tercapai.

Afghanistan diperkirakan memiliki sumber daya yang belum dimanfaatkan lebih dari $1 triliun, yang telah menarik minat beberapa investor asing, meskipun kekacauan selama beberapa dekade telah mencegah eksploitasi yang signifikan.

Sebuah perusahaan milik negara Cina juga sedang dalam pembicaraan dengan pemerintahan yang dipimpin Taliban mengenai pengoperasian tambang tembaga di provinsi Logar timur, kesepakatan lain yang pertama kali ditandatangani di bawah pemerintahan sebelumnya.

Cina belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban tetapi memiliki kepentingan yang signifikan di sebuah negara di pusat kawasan yang penting untuk inisiatif infrastruktur Sabuk dan Jalannya.

Kontrak minyak juga menggarisbawahi keterlibatan ekonomi negara tetangga Cina di wilayah tersebut meskipun kelompok ISIL (ISIS) telah menargetkan warganya di Afghanistan.

Pengumuman itu muncul sehari setelah pemerintahan Taliban mengatakan pasukannya telah membunuh delapan anggota ISIS dalam serangan, termasuk beberapa yang berada di balik serangan bulan lalu di sebuah hotel yang melayani pengusaha China di ibu kota, Kabul.

Baca juga  Di HUT ke-11 Kadin Institute, Ketua DPD RI Sampaikan Alasan Indonesia Butuh Pengusaha Baru

Sumber: Al Jazeera

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru