email : [email protected]

33 C
Jambi City
Selasa, April 30, 2024
- Advertisement -

ANGAN-ANGAN UMAR DAN PAHLAWAN PENAKLUK NEGERI SYAM

Populer

Oerban.com – Pada suatu waktu, ketika Umar telah selesai menceritakan beberapa cerita kepada para sahabatnya, Umar menatap tajam wajah mereka, lalu berkata dengan penuh keseriusan, “cobalah kalian menyebutkan apa yang menjadi angan-angan kalian?” Tanya umar pada para sahabatnya.

Suasan hening untuk sejenak, mereka yang ada di majelis mulai memikirkan apa yang menjadi angan-angannya. Lalu kesunyian itu dipecah oleh salah seorang hadirin, “saya berangan-angan, kalau kiranya rumah ini berisi penuh oleh emas, tentulah emas itu akan saya infakkan kepada para fi sabilillah.” Ujarnya.

Salah seorang yang lain juga menanggapi pertanyaan Khalifah kedua tersebut, “alangkah baiknya kalau rumah ini dipenuhi dengan intan, berlian, permata, dan mutu manikam, tentu saja saya akan membelanjakannya untuk fi sabilillah, dan saya dapat bersedekah dengannya.” Kata hadirin itu.

Umar merespon kedua jawaban tadi dengan biasa saja, hatinya tak tertarik dan meminta yang lain untuk mengemukakan angan-angannya juga.

Melihat respon umar tadi, hadirin merasa heran dan bingung, angan-angan macam apa yang dimaksud oleh Umar sebenarnya. Kemudian mereka berkata, “kami tidak tahu apa angan-angan yang akan kami sebut ya Amirul Mu’minin.” Kata mereka mengakui.

Umar tersenyum dan berkata, “tapi aku berangan-angan, kalau kiranya rumah ini penuh berisi orang-orang seperti Abu Ubaidah bin Jarrah.” Terang Umar kepada mereka yang hadir di dalam Majelis.

Kalau kita melihat jawaban para sahabat ketika di tanyai oleh Umar, rasanya tak ada yang salah sedikitpun. Apa lagi mempunyai cita-cita mulia untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah. Sungguh, tak semua orang dapat melakukan hal itu, terlebih lagi jika kita membandingkannya dengan keadaan saat ini, di mana orang yang punya kekuasaan cenderung mencari harta demi kepuasan pribadi.

Baca juga  Beberapa Cara Pemilihan Pemimpin Pada Masa Khulafa Ar-Rasyidun

Lalu kenapa Umar lebih memilih sosok Abu Ubaidah dibanding harta yang bisa dibelanjakan di jalan Allah, seberapa istimewa Abu Ubaidah ini, sehingga seorang Khalifah seperti Umar memilihnya untuk memenuhi isi rumah.

Abu Ubaidah adalah satu suri yang amat membanggakan dalam perang badar. Ia adalah lukisan hidup bagi sebuah bentuk iman yang sangat mendalam, mengalir dari lubuk hati seorang insan yang memenuhinya dengan keberanian, kekuatan, dan tenaga yang mengagumkan.

“Engkau tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.”

(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 22).

Ayat di atas turun setelah pertarungan Abu Ubaidah dengan ayah kandungnya sendiri. Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayah kandungnya sendiri Abdullah bin Jarrah. Sebab, sedari awal ayahnya tersebut datang ke medan perang dengan niat untuk memberi pelajaran kepada anaknya, karena telah mengkhinati agama nenek moyang dan berpaling pada Islam. Maka dari itu pertarung ayah dan anak kandung tersebut tak dapat lagi dihindari, dan akhirnya menewaskan Abdullah bin Jarrah.

Selain dari kisah kepahlawanan dalam perang Badar, Abu Ubaidah juga dikenal dengan sebutan penakluk Negeri Syam. Hal itu dilakukan pada Masa Khalifah Umar bin Khattab, misi itu sebenarnya dimulai pada zaman Khalifah Abu Bakar, namun Allah memanggilnya lebih cepat dari pada misi penaklukan. Sehingga Umarlah yang menggantikannya, dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglima pasukan. Penaklukan tersebut sukses besar, Negeri Syam akhirnya jatuh ke tangan muslim dengan Abu Ubaidah sebagai Panglimanya.

Baca juga  MUTIARA WUDHU

“Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah, dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.”

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 27).

Dibandingkan harta benda, sosok yang mempunyai kepribadian seperti Abu Ubaidah lebih dibutuhkan barang kali. Khalifah Umar pernah memasuki rumah Abu Ubaidah, dan tiada yang dilihat Umar kecuali pedang dan kuda. Umar heran dan berkata, “alangkah baiknya, kalau anda juga mempunyai barang-barang bukan?” Kata Umar.

Abu Ubaidah memandang umar seraya berkata, “Ia akan membawa kita pada kematian, ya Amirul Mu’minin.”

 

Sumber Referensi: Shabir Abdouh Ibrahim. 1976. Abu Ubaidah (Sahabat Rasulullah S.A.W) Penakluk Negeri Syam. Jakarat: Bulan Bintang.

Penulis: Zuandanu P

Editor: Renilda PY

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru