email : [email protected]

25.4 C
Jambi City
Senin, Mei 6, 2024
- Advertisement -

Tersentuh dengan Keteguhan Masyarakat Gaza, Aktivis Amerika Shaun King Masuk Islam di Hari Pertama Ramadan

Populer

Washington, Oerban.com – Gaza beberapa bulan terakhir menjadi sorotan dunia setelah peristiwa 7 Oktober lalu disusul dengan tragedi kemanusiaan yang berlangsung setelahnya saat Israel membombardir warga Gaza, yang menurut berbagai negara dipandang sebagai tindakan Genosida.

Dibalik tragedi tersebut, seorang Penulis dan aktivis Amerika Jeffrey Shaun King, mengungkapkan kekagumannya atas ketangguhan masyarakat Gaza yang, di tengah kehancuran dan kehilangan, masih menemukan makna dan tujuan hidup.

Bersama istrinya Rai King, ia mengumumkan masuk Islam pada hari pertama bulan suci Ramadan pada hari Senin (11/3/2024).

Baca juga: Memasuki Bulan Ramadan, Ini Tradisi Masyarakat Arab Melihat Bulan

Pasangan ini secara terbuka menegaskan komitmen mereka melalui Syahadat, sebuah pernyataan iman, selama sesi Instagram live yang dipandu oleh teman mereka selama lebih dari satu dekade, cendekiawan Muslim Amerika Omar Suleiman.

Mengenakan keffiyeh tradisional Palestina, Shaun King yang berusia 44 tahun mengaitkan keputusannya dengan dampak besar penderitaan, rasa sakit, dan trauma yang dialami selama enam bulan terakhir di Gaza.

“Iman dan ketaatan mereka terhadap Islam tidak hanya membuka hati saya namun juga membuka hati jutaan orang di seluruh dunia,” kata King.

Dikenal karena dukungan vokalnya terhadap Palestina terhadap tindakan Israel di Gaza yang terkepung, King telah aktif berbagi kehancuran di media sosial sejak 7 Oktober . Dia telah menyerukan diakhirinya serangan Israel, bahkan mengklaim telah berkomunikasi dengan Hamas untuk pembebasan sandera Amerika, klaim yang dibantah oleh keluarga para sandera.

Instagram mencekal akun King, yang memiliki lebih dari 6 juta pengikut, pada bulan Desember, tanpa alasan jelas yang diberikan oleh Meta.

King telah menjadi pendukung melawan rasisme dan kejahatan rasial dan menceritakan contoh-contoh rasisme yang dia hadapi selama masa kecilnya di Kentucky.

Baca juga  Erdogan: Turki Siap Bantu Membangun Kembali Gaza jika Gencatan Senjata Tercapai

Pengalaman ini membuat King mempertimbangkan karir di bidang agama setelah kunjungan ayah sahabat SMA-nya, seorang pendeta.

King terinspirasi oleh pria ini dan sempat mengajar kewarganegaraan sekolah menengah atas dan bekerja di sistem peradilan remaja Atlanta sebelum menjadi pendeta di sebuah pusat Kristen di Georgia.

King kemudian mendirikan Courageous Church di Atlanta tetapi mengundurkan diri pada tahun 2012 karena stres dan kekecewaan pribadi.

Advokasi hak-hak sipil

Terlepas dari tantangan yang ada, Shaun King mengabdikan hidupnya untuk mempromosikan tujuan keadilan sosial, khususnya melalui tulisannya tentang hak sipil dan hak asasi manusia, hubungan ras, kebrutalan polisi, penahanan massal, dan pelanggaran penegakan hukum. Dia berkontribusi pada media seperti Daily Kos, New York Daily News dan The Young Turks.

Aktivismenya meluas hingga memimpin kampanye media sosial yang sukses, mendirikan kelompok nirlaba, Grassroots Law Project, dan mendirikan berbagai kampanye internet, situs web, dan organisasi.

Namun, aktivitas King menghadapi tuduhan salah urus fiskal dan keluhan dari rekan-rekannya selama bertahun-tahun.

Shaun King dan istrinya tinggal di New York bersama lima anak mereka, dua di antaranya diadopsi.

Sumber: Daily Sabah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru