Oerban.com – Melihat bulan baru untuk menentukan awal Ramadan merupakan suatu praktik mengakar dalam tradisi Islam. Awal bulan Ramadan dapat terlihat ketika matahari tenggelam di ufuk barat setelah melewati waktu ijtima’ (kondisi ketika bumi, bulan dan matahari berada pada posisi garis bujur yang sama).
Mengenang tradisi melihat bulan ini, seorang warga negara Arab Saudi, Abdul Jaber Al-Sheikh, membagikan ceritanya saat masih kecil ketika para orang tua berkumpul untuk menanti bulan baru Ramadan.
“Tradisi mencari bulan sabit Ramadan tertanam dalam ingatan nenek moyang kita dan diturunkan dari generasi ke generasi,” katanya dikutip dari Saudi Press Agency, Senin (11/4/2024).
Baca juga: Meriahkan Ramadan, Berikut Tradisi Unik dari Berbagai Negara
Sebagai anak-anak, lanjutnya, rasa ingin tahu membuatnya bergabung dengan kakek-nenek ketika mereka menceritakan kisah-kisah penampakan bulan.
“Setiap tahun, sebelum matahari terbenam, kami akan berkumpul dalam suasana damai di puncak gunung desa atau melintasi dataran luas. Bersama-sama, kami dengan penuh semangat menunggu kemunculan bulan, menyaksikan turunnya matahari, rona senja, dan senja yang mendekat. Perubahan warna dan pemandangan indah ini memikat kami. Kami kemudian akan berbagi cerita ini dengan ibu kami di rumah,” kata warga Arab Saudi yang berusia hampir 100 tahun ini.
Baca juga: Tips Sehat bagi yang Berpuasa di Bulan Ramadan
Baca juga: Siapa Saja yang Diperbolehkan untuk Tidak Puasa di Bulan Ramadan?
Menurutnya, nenek moyang dengan pengetahuan mereka yang luas mewariskan tradisi melihat bulan dengan mata telanjang, sebuah praktik yang mendahului teknik pengamatan modern.
“Kami bahkan menyaksikan beberapa penduduk desa dengan penglihatan yang luar biasa, bakat yang langka. Ketika bulan sabit akhirnya terlihat, gelombang kegembiraan akan membasahi semua orang. Wajah-wajah akan bersinar saat kami menyambut bulan yang diberkati dalam semangat persatuan dan cinta, salam dan harapan hangat yang dipertukarkan di antara orang-orang terkasih,” ungkapnya.
Saat ini, ketika peralatan khusus seperti teleskop, kamera elektronik, dan teropong telah meningkatkan akurasi dan efisiensi metode pengamatan dan konfirmasi secara signifikan, pencarian awal bulan mulai dilakukan di observatorium astronomi. Lewatlah sudah hari-hari ketika orang hanya mengandalkan mata telanjang.
Untuk diketahui, pencarian awal bulan Ramadan 1445 H / 2024 M yang dilakukan para astronom dari Departemen Observatorium Astronomi Universitas Majmaah Arab Saudi menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin 11 Maret 2024, dikutip dari Arab News.
Selain Arab Saudi, Qatar dan UEA juga telah mengonfirmasi bahwa Ramadan akan dimulai pada hari Senin, diikuti oleh Oman, Pakistan, Indonesia, Australia, Malaysia, Brunei, dan Iran sehari kemudian.
Editor: Ainun Afifah